Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
kecelakaan dan pada tahun 2008 terjadi 138 kasus kecelakaan, rata-rata
kenaikan selama 6 tahun terakhir adalah 17%. Jenis kecelakaan yang terjadi
rata-rata selama 6 tahun (2003-2008) adalah tenggelam (37%), kandas
(13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%)
Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23%
kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya.
Pada tahun 2010, jumlah kecelakaan di laut mencapai 128, meningkat
5 persen dari tahun 2009 sebanyak 124 kecelakaan. Dengan rincian jenis
kecelakaan 41 kapal tenggelam, 15 kapal terbakar, 21 kapal tabrakan. Paling
banyak terjadi di Laut Jawa dengan jumlah 48 kecelakaan, Selat Malaka 18
kecelakaan, Selat Makassar sebanyak 13 kecelakaan, Laut Banda 9
kecelakaan. Dari 128 kecelakaan yang diinvestigasi KNKT, sebanyak 5
kecelakaan dengan rincian 1 kapal tenggelam, 1 kapal terbakar, 1 kapal
meledak dan 3 tabrakan.15
13. Implikasi Optimalisasi Moda Transportasi Laut Terhadap Wawasan
Nusantara dan Implikasi Mewujudkan Wawasan Nusantara terhadap
Peningkatan ketahanan Nasional
Moda transportasi laut sebagai sarana konektivitas nasional memegang
peran yang sangat strategis dan penting dalam proses pembangunan terkait dengan
peran dan fungsinya sebagai sarana maupun prasarana distribusi barang, jasa dan
manusia serta menghubungkan setiap wilayah terutama wilayah terpencil yang
dihubungkan oleh wilayah perairan atau laut. Transportasi sebagai urat nadi
pembangunan kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Bahkan hasil dari banyak studi menyatakan bahwa transportasi itu
merupakan kekuatan pembentuk ekonomi (transportation is as the formative o f
economic development and growth) ataupun perkembangan wilayah. Optimalisasi
moda transportasi laut ditinjau dari sudut wawasan nusantara akan berimplikasi
terhadap beberapa hal antara lain:
a. Peningkatan Tatanan Ekonomi
15Direktur Eksekutif Indonesia M aritime Institute (IMI), Y Paonganan
45