Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

85

                                                  BAB VII
                                                 PENUTUP

28. Kesimpulan.
         Wawasan Nusantara yang memuat “enam batu bangun” konsep dasar yaitu

Bhineka Tunggal Ika, Persatuan dan Kesatuan, Kebangsaan, Tanah Air, Negara
Kebangsaan dan Negara Kepulauan merupakan acuan/pedoman bagi bangsa
Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga merupakan
prasyarat terwujudnya cita-cita nasional yakni negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Rl Tahun 1945, oleh karena itu harus
dipahami dan diimplementasikan oleh segenap komponen bangsa dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mewujudkan kehidupan
demokrasi bangsa. . Namun seiring dengan perjalanan bangsa, implementasi
wawasan nusantara telah mengalami pasang surut sesui dengan perubahan
zaman yang dilalui. Implementasi wawasan nusantara dihadapkan pada
benturan berbagai kepentingan yang semakin menguat di tengah perubahan
kondisi masyarakat yang semakin dinamis. Pemahaman terhadap konsep dasar
Wawasan Nusantara tersebut ternyata semakin memudar, tidak sesuai dengan
harapan para founding father, banyak peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara, seperti masih terjadi tindak kekerasan hanya karena
perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan dan kepentingan, banyaknya kasus
korupsi yang melibatkan para pemimpin sebagai penyelenggara negara
membuktikan bahwa para pemimpin tidak amanah dalam menjalankan tugasnya,
merebaknya isu primodial, liberalisme, ego sentris serta tindakan lain yang tidak
mencerminkan nilai dasar dari konsep “enam batu bangun” Wawasan Nusantara.
Yang lebih memprihatinkan lagi segala sesuatu yang terjadi, yang mengusik nilai-
nilai kebangsaan seperti konflik komunal maupun konflik horizontal, bahkan
terlepasnya beberapa bagian wilayah dari NKRI seperti Timor-Timur dan Pulau
Sipadan dan Ugitan dianggap hal yang biasa oleh sebagian masyarakat
Indonesia. Luntumya pemahaman terhadap konsep “enam batu bangun”
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10