Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
terdiri dari hampir 1.500 kilometer persegi dan termasuk wilayah dengan
ranjau terpadat.
Seluruh program pemusnahan ranjau direncanakan dan dieksekusi
dengan hati-hati. Area prioritas dipilih untuk memaksimalkan efisiensi dan
memungkinkan pengungsi internal untuk cepat kembali. Prioritas pertama
adalah untuk memusnahkan ranjau di kota dan desa. Prioritas kedua adalah
untuk memusnahkan ranjau di daerah pertanian dan sawah.Prioritas terakhir
adalah untuk membersihkan ranjau di daerah hutan. Saya gembira untuk
mencatat bahwa saat ini, hampir semua dari dua bidang prioritas utama yang
diidentifikasi untuk penmusnahan ranjau telah dibersihkan Pekerjaan hanya
berlanjut di beberapa daerah di mana konsentrasi ranjau berada pada jumlah
tertinggi.Banyak dari daerah ini adalah tempat di mana pertempuran sengit
terjadi selama tahap terakhir perang. Diharapkan bahwa daerah ini juga akan
benar-benar dibersihkan dalam waktu yang sangat dekat.
Skala masalah yang dihadapi Pemerintah dalam pemusnahan ranjau
dapat dengan jelas dilihat dari jumlah ranjau dan perangkat lain yang digali
dan dinetralkan selama proses pemusnahan ranjau. Per akhir Juni 2012,
469.275 ranjau darat anti-personel, 1.399 ranjau anti-tank, dan 388.963
perangkat bom60 yang belum meledak telah ditemukan. Hal ini karena jumlah
ranjau dan peralatan peledak yang diletakkan oleh LTTE begitu banyak
sehingga pemusnahan ranjau di beberapa daerah masih berlanjut hingga
hari ini.
Bersamaan dengan proses pemusnahan ranjau, rekonstruksi
dipercepat di setiap daerah yang dibersihkan dari ranjau dan diberikan rasa
aman. Akibat tindakan LTTE dan pengabaian panjang, banyak rumah-rumah,
tempat usaha, kantor-kantor pemerintah, sekolah, rumah sakit, fasilitas dan
infrastruktur yang membutuhkan perbaikan dan pengembangan yang
berarti.Meskipun pemberian kebutuhan dan pelayanan terns menerus oleh
Pemerintah, LTTE telah mencegah dominasi pembangunan jangka panjang
60 Wijeratna K M U Brigadier Jenderal 31 Mei- 02 Juni 2011. Makatah disampaikan oleh
Komandan Divisi Zeni, Seminar Tentang Menaklukkan Terorisme: Pengalaman Sri Lanka,
Colombo.
75