Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
45
d. Aspek Ideologi. Pancasila sebagai ideologi negara
mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, namun implementasi
Pancasila selalu mengalami dinamika seiring dengan perubahan
zaman. Nasionalisme, sebagaimana disampaikan oleh Presiden
SBY25, dalam konteks kekinian, berarti perang melawan kemiskinan,
perang melawan kebodohan dan perang melawan korupsi. Ideologi
Pancasila, ke depan semestinya menjadi working ideology. Prof.
Mubyarto, sejak awal sudah mengangkat tentang pentingnya
keberadaan ekonomi Pancasila. Lebih jauh lagi mestinya sudah ada
turun sistem sosial Pancasila, sistem hukum Pancasila dan lain-lain.
Dengan mengoptimalisasikan peran kepemimpinan nasional niscaya
akan mampu membuat Pancasila menjadi ideologi yang hidup dan
membawa manfaat.
e. Aspek Politik. Tersumbatnya komunikasi politik pada masa
lalu, mengakibatkan masih terdapat kelompok masyarakat yang
menggunakan cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak
dalam menyampaikan aspirasinya. Sementara itu, krisis
kepercayaan terhadap pemerintah menyebabkan lemah dan kurang
berwibawanya pemerintah terhadap masyarakat yang dilampiaskan
dalam berbagai bentuk aksi yang anarkhis. Apalagi saat ini para elit
politik menunjukkan kecenderungan berpikir dan berperilaku dalam
kerangka kepentingan golongan atau partai. Pada era reformasi ini,
struktur dan budaya politik format baru telah diperankan oleh para
elite politik dengan bendera demokrasi namun digunakan untuk
pencapaian politik yang sempit. Eophoria demokrasi membuat
banyak pihak lebih mengedepankan hak daripada kewajiban. Oleh
karenanya, peran kepemimpinan nasional perlu dioptimalkan guna
menciptakan kehidupan demokrasi yang lebih sehat dengan pelaku
yang lebih cerdas, dewasa dan bertanggung jawab. Dalam konteks
kekinian, berarti perang melawan kemiskinan, perang melawan
25Presiden SBY pada Ceramah Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2010