Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

26

   global mulai meningkatkan perhatiannya terhadap konflik yang telah
   mencapai antiklimaks. ASEAN sebagai organisasi regional menyadari
   bahwa implikasi dari pendudukan Vietnam terhadap Kamboja telah
   merusak visinya untuk menjadikan suatu komunitas Asia Tenggara
   yang kelak juga akan mengikut sertakan Vietnam, Kamboja dan Laos.
   Invasi ini juga menjadi perhatian utama ASEAN sebagai aksi solidaritas,
   Vietnam telah mengancam keamanan Thailand sebagai salah satu
   anggota ASEAN yang berbatasan langsung dengan Kamboja.

           Namun demikian, ASEAN tetap menjaga berbagai batasan yang
  dihadapi dalam upayanya untuk menyelesaikan konflik. Hal ini dilandasi
  pada pemikiran bahwa konflik Kamboja pada dasarnya merupakan
  konflik internal antara kelompok-kelompok Khmer yang mana ASEAN
  sebagai pihak luar tidak memiliki kewenangan untuk menghalangi atau
  turut campur.

          Untuk itu ASEAN lebih mencoba untuk memanfaatkan
  pengaruhnya melalui lobi anggota komunitas internasional serta
 memobilisasi dukungan melalui diplomasi kolektif di forum internasional.
 Selanjutnya upaya ASEAN untuk menyatukan dukungan dari forum
 internasional pada akhirnya berhasil tersalurkan ketika Persatuan
 Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli tahun 1981 menggelar
 Konferensi Internasional untuk Kamboja yang dikenal dengan nama
 International Conference on Kampuchea (ICK). Inilah untuk pertama
kali konferensi tingkat internasional digelar untuk merespon dinamika
konflik yang tengah bergejolak di Kamboja, sehingga konferensi ini
bertujuan untuk menemukan solusi penyelesaian politik yang
komprehensif dalam forum multilateral.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17