Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI

62

Enam pelabuhan besar di Indonesia (Belawan, Batam, Tg. Priok,
Tg. Perak, Makassar dan Sorong), diharapkan dapat meningkatkan
pelayanannya (dwelling time sampai dengan 2-3 hari). Kinerja
pelabuhan dalam hal proses clearance pabean, karantina, Badan
Penyehatan Obat dan Makanan (BPOM) diharapkan dapat
terkoordinasi dengan baik. Selain itu, Yard occupancy ratio keenam
pelabuhan besar di Indonesia harus tetap dijaga sebesar maksimal
70%. Jika nilai ini terlampau otoritas pelabuhan diharapkan dapat
mengambil langkah peningkatan kapasitas pelabuhan. Dalam
rangka meningkatkan arus barang yang berbasis sumber daya alam,
diharapkan Indonesia mempunyai pelabuhan khusus komoditas
pertambangan, migas, dan perikanan.

Prasarana transportasi laut diharapkan dapat meningkat sesuai
dengan peningkatan volume ekspor impor dan perdagangan
domestik, antara lain Indonesia diharapkan memiliki pelabuhan
pindah muat (transshipment) yang mampu melayani kapal-kapal
besar antar benua (large transoceanic vessels); yang berkapasitas
angkut 9.000 TEUs dan 12.500 TEUs bahkan 18.000 TEUs.

Pada transportasi udara diharapkan terjadi peningkatan kapasitas
dan jaringan penerbangan bandara yang melayani kargo. Biaya
kargo di bandara besar dan pelayanan bandara diharapkan dapat
menjadi alternatif yang kompetitif dalam moda angkutan lainnya.
Sebagai contoh adanya pelayanan low cost earner transportation
kargo di bandara-bandara utama.

Selain itu hal yang utama dari peningkatan kapasitas dan
jaringan infrastruktur logistik adalah terbangunnya, terkoneksinya,
dan terintegrasinya kawasan pedesaan, perkotaan, kawasan industri
melalui angkutan multimoda. Titik simpul multimoda yang
diharapkan menjadi perhatian utama agar terkoneksi dengan baik
antara lain pelabuhan laut, jalan raya dan jalan tol, jalur kereta api,
bandar udara, jalur penyebarangan, terminal, pergudangan, pusat
distribusi (pasar-pasar induk), kawasan industri, dan pusat produksi
produk dan komoditas strategis dan potensial daerah.