Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

98

          Optimalisasi peran pemimpin informal menjadi sangat penting
jika mempertimbangkan adanya dilema penanganan konflik sosial
yang tidak pernah tuntas sampai ke akar rumput dan kondisi
kerukunan/toleransi antar kelompok masyarakat yang telah semakin
menurun. Menghadapi kondisi yang demikian maka keberadaan
pemimpin informal menjadi sangat penting diberdayakan, agar tata
kelola penanganan konflik mampu mengatasi akar persoalan dan
penyelesaiannya dapat dituntaskan sampai ke akar rumput.

d. Pendekatan kultural, diaolgis cara damai yang
diaktualisasikan melalui nilai-nilai kearifan lokal dan sinergitas antar
semua aparatur pemerintah dan komponen masyarakat lainnya
merupakan pola penanganan yang diyakini paling efektif dalam
penanganan konflik sosial yang marak terjadi di daerah karena
dengan pola penanganan tersebut konflik yang terjadi akan dapat
diselesaikan secara baik dan tuntas sampai ke akar rumput dan
juga diyakini akan lebih mudah diterima oleh tiap kelompok
masyarakat yang bertikai serta terhindarnya kemungkinan jatuhnya
korban jiwa dan materil lainnya dalam jumlah yang besar.
Pendekatan yang menonjolkan pendekatan keamanan (security)
sudah saatnya ditinggalkan karena pada kenyataannya tidak dapat
menyelesaikan persoalan sampai ke akar rumput dan juga banyak
menimbulkan korban jiwa dan materil lainnya.

e. Pemimpin informal akan dapat diberdayakan secara optimal
manakala pemimpin informal tersebut telah dipersiapkan secara dini
oleh Pemda dan tidak adanya keraguan Pemda untuk
memberdayakannya dalam penanganan konflik sosial yang terjadi di
daerah. Kesemuanya hal tersebut di atas tentunya akan dapat
terlaksana dengan baik manakala regulasi yang mengatur tentang
pembinaan pemimpin informal telah dapat diwujudkan. Untuk
mendukung hal tersebut maka diharapkan pemerintah bersama DPR
   1   2   3   4   5   6   7   8   9