Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
20
Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung
dari masing-masing Individu dalam menyikapi permasalahan yang
terjadi dalam dirinya. Jika menghadapinya dengan positif maka akan
baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapinya
dengan negatif maka akan buaik pula kualitas hidupnya.
Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:68) menyebutkan bahwa kualitas
hidup adalah konsep yang lebih luas daripada produksi ekonomi dan
standar hidup. Kualitas hidup mencakup sekumpulan penuh faktor-
faktor yang mempengaruhi apa yang kita hargai dalam hidup ini,
melampaui sisi materialnya.
Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:70-71) mengajukan ada tiga
pendekatan konseptual untuk mengukur kualitas hidup, yaitu :
S Pendekatan pertama, yang dikembangkan erat dengan
riset psikologis, dipijakkan pada gagasan tentang
kesejahteraan subjektif. Pendekatan ini terkait erat
dengan tradisi utilitarian, yang menyatakan bahwa
mengupayakan manusia untuk ‘bahagia’ dan ‘puas’
dengan hidup mereka merupakan tujuan universal
eksistensi manusia.
s Pendekatan kedua berakar pada gagasan tentang
kapabilitas. Pendekatan ini melihat hidup seseorang
sebagai kombinasi antara berbagai ‘kegiatan dan kedirian’
(functionings) dan kebebasannya untuk memilih di antara
fungsi-fungsi tersebut (capabilities). Dasar pendekatan
kapabilitas ini memiliki akar kuat pada ide filosofis
mengenai keadilan sosial, mencerminkan fokus pada
tujuan manusia dan menghargai kemampuan individu
untuk mengejar dan merealisasikan tujuan yang dia
yakini, serta memainkan peran prinsip-prinsip etis dalam
merancang masyarakat yang ‘baik’.