Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
28
biasanya masalahnya sudah membesar dan sudah terjadi
kerusuhan yang meluas, sebenamya hai initah yang membuat rakyat
frustasi, rakyat menganggab ini pembiaran, percuma saja ada TNI di
wilayah, jika perannya, keberadaannya tidak dapat berbuat apa-apa.
sehingga ada sebagian masyarakat yang menghendaki pembubaran
komando-komando kewilayahan TNI, dengan alasan keberadaannya
tidak bermanfaat, karena tidak dapat melindungi lagi masyarakat. Ini
membuktikan bahwa peran TNI selama ini temyata belum dapat
berkontribusi dalam meningkatkan gatra sosial budaya, khususnya
dalam pengamanan budaya kekerasan akibat SARA.
h. Ditinjau dari Gatra pertahanan dan keamanan.
Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan secara nasional
merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah, dengan TNI
dan POLRI sebagai kekuatan inti. Dalam konsep pertahanan dan
keamanan, peran TNI memiliki kedudukan yang sangat penting,
merupakan unsur pokok mengahadapi ancaman militer, oleh kama
itu, kesiapan prajurit beserta perlengkapannya/ alutsista dan sarana
prasarana pendukungnya merupakan hal yang mutlak, untuk
mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas pokok, namun
kenyataannya dukungan kesiapan perlengkapan yang dilaksanakan
oleh TNI selama ini masih belum memadai, Dukungan anggaran
pembangunan kekuatan TNI dari pemerintah sangat terbatas,
Sebagai gambaran, alokasi anggaran pertahanan dari PDB27 tidak
lebih dari 1%. Sejak tahun 2005 hingga tahun 2013, RAPBN 2013
direncanakan Rp77,7 T, dukungan anggaran pertahanan hanva
terpenuhi 30% - 40% dari permintaan, tahun 2005 Rp. 45,022,50
Trilyun, tahun 2006 Rp. 55,695,47 Trilyun, tahun 2007 Rp. 74,479,55
Trilyun, tahun 2013 Rp. 180 Trilyun. Dan masih lemahnya
pemahaman sebagian aparat birokrasi, dan beberapa elemen
bangsa terhadap pentingnya alutsista dan sarana prasarana dalam
mendukung tugas TNI, masih menjadi persoalan yang menghambat -
27 http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/RAPBN.diakses 6 juli 2013.

