Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
53
sehingga jumlah instruktur yang diperlukan tidak sebanyak guru
dengan metode konvensional.
2) Kondisi infrastruktur listrik yang sampai saat ini belum bisa
menjamin kecukupannya di seluruh wilayah Indonesia. Metode
pembelajaran e-Learning menggunakan * alat-alat seperti
komputer, modem, penerima gelombang satelit, pemancar wi-fi,
dan sebagainya yang memerlukan energi listrik untuk
pembangkit dayanya. Namun hal ini sebagian bisa diatasi
dengan diadakannya tenaga pembangkit listrik lokal seperti
generator diesel, tenaga surya, dan sebagainya.
3) Belum ada model atau pengalaman dari negara lain yang
menggunakan e-Leaming sebagai metode pokok dalam sistem
pendidikan nasional tingkat dasarnya, yang ada adalah
pengalaman di tingkat pendidikan tinggi / universitas. Namun
tentunya Indonesia sebagai negara yang mempunyai
karakteristik tersendiri tidak perlu harus menunggu negara lain
memulainya, kita harus berani menjadi pelopor bagi negara lain.
Berkaitan dengan pembahasan perkembangan lingkungan strategis di
atas, maka upaya mengejar ketertinggalan kualitas sumberdaya manusia
Indonesia dengan perbaikan radikal sistem pendidikan nasional dengan cara
e-Learning sudah sangat perlu segera direalisasikan. Makin lama kita
realisasikan, makin lama bangsa Indonesia mengejar ketertinggalan
sumberdaya manusianya dibandingkan bangsa-bangsa lain, maka Ketahanan
Nasional negara kita relatif makin lemah karena bangsa-bangsa lain makin
kuat.69
69 Boediono. “Sambutan Wakil Presiden RI pada Kuliah Perdana Universitas Surya’ Jakarta, 3
September 2013