Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
43
Frasa ‘hampir miskin’ (near poor) secara kuantitatif menunjukkan bahwa
secara rata-rata tingkat kesejahteraan mereka tidak terlalu signifikan berbeda
dengan penduduk miskin.Terlepas dari konsep yang digunakan BPS dalam
menetapkan siapa ‘si miskin’ (poor), tidak salah kalau dinyatakan bahwa mereka
(yang hampir miskin itu) sejatinya juga miskin. Karena kenyataannya, sehari-hari
kondisi kesejahteraan mereka tidak jauh berbeda, bahkan sama dengan ‘si miskin’.
Karena secara rata-rata pengeluaran per kapita mereka hanya berselisih tidak
kurang 20 persen dari GK yang menyebabkan mereka ‘selamat’ dari kategori
miskin.
Melambatnya penurunan jumlah penduduk miskin merupakan indikasi kuat
kroniknya kondisi kemiskinan (chronic /?over/y)yang dialami oleh sekitar 30 juta
penduduk negeri ini. Yang menyebabkan mereka begitu sulit keluar dari jerat
kemiskinan.Mereka adalah orang-orang yang termarginalkan dalam kehidupan
sosialnya, berpendidikan rendah dan tak memiliki keahlian, tak memiliki akses
terhadap faktor produksi, serta petani gurem atau buruh tani di perdesaan.
Lambatnya penurunan jumlah penduduk miskin juga merupakan bukti bahwa
pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini belum berkualitas.Jauh dari yang
namanyapro-poor, karena sebagian besar hanya dinikmati oleh sebagian kecil
kelompok penduduk negeri ini, yang pastinya bukan penduduk miskin.Mereka
adalah orang-orang yang memiliki akses terhadap faktor produksi. Dengan kata
lain, pertumbuhan yang terjadi tidak diikuti adanya pemerataan (growth with
equity).
Dengan membandingkan angka-angka pertumbuhan ekonomi dan angka-
angka kemiskinan yang ada selama ini, sudah cukup menjadi bukti rendahnya
kualitas pertumbuhan ekonomi yang kerap kali dibanggakan oleh pemerintah itu.
Jika menengok data BPS, sepanjang triwulan II dan III 2011 (periode April-
September) secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen.
Padahal pada periode yang hampir sama, yakni sepanjang Maret-September 2011,
jumlah penduduk miskin hanya berkurang sebesar 130 ribu orang atau sekitar 0,13
persen. Itu artinya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi memiliki dampak yang
lemah dan tidak terlalu signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin.