Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

kebebasan diberbagai lini memang telah mengakibatkan perubahan
masyarakat sangat cepat dan seringkali menimbulkan terjadinya benturan
di masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, demokrasi telah melahirkan
berbagai peristiwa sosial, politik dan kebudayaan yang cukup signifikan
berpengaruh terhadap Pancasila sebagai ideologi Negara.

       Pancasila sebagai ideologi nasional, dasar Negara dan falsafah
kepribadian bangsa termuat dalam alinea keempat pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang ditetapkan oleh
MPR nomor XVIII/MPR/1998. Alinea tersebut menegaskan bahwa
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila terdiri atas lima sila yang kesemuanya merupakan perwujudan
nilai-nilai luhur dari kebhinekaan yang ada di Indonesia.

        Munculnya fenomena kekerasan, sikap-sikap yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadi/kelompok, merebaknya pemahaman
agama secara ekstrim dan fanatis, konflik-konflik yang merebak di sejumlah
daerah dan permasalah sosial lainnya, mengindikasikan bahwa ideologi
negara Pancasila di negeri ini mulai memudar dan bermasalah. Bahkan
dalam teropong Lemhanas, fenomena tersebut menunjukkan adanya
problem identitas yang mengancam keutuhan bangsa dan jalannya
demokrasi yang sedang berproses tumbuh. Ancaman ini kemudian
diperkuat lagi dengan merebaknya berbagai aksi-aksi teror yang terjadi
beruntun di bumi Indonesia sejak tahun 2000. Tercatat beberapa kasus,
terjadi pada malam Natal 24 Desember 2000 di sembilan gereja di Batam,
Pekanbaru, Jakarta, Sukabumi, Pangandaran, Bandung, Kudus, Mojokerto
dan di Mataram serta membawa korban kematian sebanyak 18 orang.
Kemudian Bom Bali yang beruntun tahun 2002, terjadi pada malam hari
tanggal 12 Oktober 2002 di kecamatan Kuta, pulau Bali, menewaskan 202
orang dan mencederakan 209 orang yang kebanyakan merupakan
wisatawan asing. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme
terparah dalam sejarah Indonesia. Yang terulang lagi di tahun 2005 terjadi
lagi pengeboman di Bali pada tanggal 1 Oktober 2005 di tiga titik
pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang

                                                         30
   11   12   13   14   15   16   17