Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
desir d'etre ensemble".20 Kesadaran ini oleh Renan dan Bauer ini
kemudian disebut sebagai sesuatu yang mendorong mereka untuk
b ersatu m elah irka n kebersam aan yang lebih jauh m enjadi
nasionalisme atau kebangsaan.
Dengan demikian hams diingat bahwa rasa kebangsaan atau
nasionalisme itu akan tetap terpefihara apabila seluruh rakyat dalam
satu negara tetap memiliki rasa kebersamaan, rasa persatuan, dan
persamaan nasib sebagai kelompok atau bangsa yang sama.
Keempat teori tersebut diatas apabila dikaitkan dengan aktualisasi
nilai-nilai Pancasila pada lembaga keagamaan dapat dijelaskan sebagai
ideologi terbuka, proses aktualisasi tidak dilakukan secara dogmatis, tetapi
dengan cara dialogis serta menerima nilai-nilai yang berkembang selama
tidak bertentangan dengan norma asasi Pancasila. Dalam hal ini
penanaman dan aktualisasi Pancasila bias dikaitkan secara integrative-
interkonektif dengan ilmu-ilmu dan nilai-nilai keagamaan (Hindu) pada
kususnya sebagai filosofi yang diyakini sebagi kebenaran oleh umat Hindu
pada khususnya dan antar umat beragama pada umumnya.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang terkait dengan teori integrasi
sosial sebagaimana William.F Ogburn, pendalaman dan aktualisasi nilai-
nilai Pancasila sebagai norma yang disepakati secara nasional, dengan
prinsip Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, keadilan, demokrasi dan
musyawarah dan diikat dengan phnsip Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi
pendorong terciptanya harmoni dan integrasi sosial secara nasional.
10 Tinjauan Pustaka
Berbagai kajian dan penelitian ilmiah yang relevan dengan masalah
yang diangkat dalam Taskap ini telah banyak dilakuakan oleh para peneliti,
ulama, budayawan, serta peminat dan pengkaji Pancasila di Indonesia.
Yudi Latif dalam bukunya yang berjudul “NEGARA PARIPURNA,
Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas“ menguraikan secara komprehensif
“ BS Ideologi PS. PPS A X IX 2013, him 16
22
