Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
agama, lalu 20 persen oleh badan khusus yang bisa dibentuk
pemerintah, serta 3 persen dilakukan oleh elit politik.1
Dari hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa m asyarakat
dosen dan guru yang paling banyak harus melakukan sosialisasi
pemahaman dan pengalaman nilai-nilai Pancasila. Ini artinya, mahasiswa
dan pelajar sebagai segmen garapan dosen/guru merupakan kader
potensial yang perlu mendapat perhatian dan prioritas. Terlebih lagi
akhir-akhir ini aksi demo atau penyaluran aspirasi yang dilakukan oleh
para m ahasiswa cenderung anarkis, yang hal itu berarti pengamalan
nilai-nilai Pancasila belum dijalankan secara mumi dan konsekuen. Oleh
karena itu, perlu menyusun kerangka konseptual dalam mengatasi
perm asalahan tersebut.
Dalam membuat suatu konsepsi pemecahan masalah, maka
diperlukan dasar atau landasan pemikiran sebagai piranti analisis
maupun pijakan bertindak. Landasan pemikiran tersebut dapat bersifat
filosofis, yuridis maupun teoritis yang dimaksudkan untuk mendapatkan
kebenaran policy sekaligus kebenaran akademis, disamping memberikan
arah dalam proses pemecahan masalah. Sebelum melaksanakan
proses pengkajian lebih lanjut untuk memecahkan pokok permasalahan,
yang perlu dirumuskan terlebih dahulu adalah landasan pemikiran dalam
rangka meletakkan berbagai landasan sebagai koridor dari keseluruhan
pembahasan yang dilakukan. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu
berupa paradigma nasional yang merupakan kaedah-kaedah berpikir
yang tersusun secara komprehensif dan integral serta lazim digunakan
dalam penyelesaian masalah-masalah nasional, seperti: Pancasila
sebagai Landasan tdiil, UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional,
Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional, Ketahanan Nasional
sebagai Landasan Konsepsional serta beberapa peraturan Perundang-
1htlpyAw w w .trib u n n e w s .c o m /n a s io n a l/2 0 1 1 A )6 A )1 /s u rv e i-b p s -7 9 2 6 -p e rs e n -m a s y a ra k a t-
mau- pancasila-dipertahankan. Diunduh tanggai 12 September 2013 pukul 12:00