Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
34
2) Termarginalkannya eksistensi masyarakat pribumi sebagai akibat
lemahnya kebijakan peningkatan SDM yang tidak berpihak pada
penduduk pribumi, bila tidak terwadahi cenderung memunculkan
keinginan untuk memisahkan diri.
3) Pemaknaan Otonomi yang tidak tepat akan berimplikasi pada
terjadinya pengkapling-kaplingan wilayah sebagai kelanjutan dari
perebutan SKA bagi peningkatan PAD.
4) Desentraiisasi telah menggelembungkan semangat kedaerahan
yang amat kuat, sehingga muncullah Istilah “putra daerah” dan
“pendatang”
5) Rusaknya hubungan Pusat dan Daerah yang mengarah kepada
disintegrasi bangsa semakin besar seperti Tuntutan masyarakat Aceh
dan Papua.
14. Pokok-pokok persoalan yang ditemukan.
Dari uraian diatas maka pokok-pokok persoalan yang ditemukan pada
kondisi Kepemimpinan Negarawan Kepala Daerah saat ini adalah :
a. Rendahnya Kualitas Kepribadian Kepala Daerah dalam
menjalankan Kepemimpinannya (Akseptabilitas, Kapabilitas, Integritas, dan
Karakter kenegarawanan). Banyaknya kasus korupsi kolusi dan nepotisme
maupun pelanggaran hukum yang lainnya yang melibatkan Kepala Daerah
menunjukan lemahnya Kepemimpinan Kenegarawanan Kepala Daerah
sebagai buah dari pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Lemahnya
kepemimpinan Kepala daerah tersebut bila di uraikan berdasarkan teori-teori
kepemimpinan terutama terkait masalah Akseptabilitas, Kapabilitas,
Integritas, dan Karakter Kenegarawanan dari para Kepala Daerah. Hal ini
pula yang menjadi penyebab terjadinya pelanggaran hukum dan pada
akhirnya mengakibatkan kurang optimalnya pencapaian hasil otonomi
daerah. Bila ini di biarkan dalam waktu yang lama selain rakyat akan menjadi
korban hal ini juga dapat melemahkan Ketahanan Nasional kita dan dapat
menjadi ancaman terhadap keutuhan NKRI.