Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

21

                        Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pem bangunan
                ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan m aupun di pedesaan.
                Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-
               daerah yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah -bisa
               menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai
               daerah pemukiman. Seorang ahli pem bangunan ekonomi daerah
               dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan
               fungsional mereka dalam sistem ekonomi daerah.

               5) . Teori Kausasi Kumulatif
                       Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk

               menujukkan konsep dasar dari kausasi kumulatif (cum ulative
              causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderung m em perparah
              kesenjangan antar daerah-daerah tersebut. Daerah yang maju
              mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah -
              daerah lainnya.

                6) . Teori Daya Tarik (Attraction)
                        Teori daya tarik industri adalah model pem bangunan

              ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori
              ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat
              dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialisasi melalui
             pemberian subsidi dan insentif.20

          c. Paradigma Baru teori Pembangtman Ekonomi Daerah
           Teori pem bangunan ini m am pu untuk menjelaskan kegiatan -
kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara tuntas dan komprehensif.
Oleh karena itu, suatu pendekatan alternatif terhadap teori pem bangunan
ekonomi daerah , dan pendekatan ini m em berikan dasar bagi kerangka
pikir dan rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks pem bangunan
ekonomi daerah.
           Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan
utama untuk meningkatkan jum lah dan jenis peluang kerja untuk

20Arsyad, 2000,Ekonomi Pembangunan, Edisi Pertama, Yogyakarta, YKPM.hal.117-120
   1   2   3   4   5   6   7   8