Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

2

   yang menunjukkan pertumbuhan sangat signifikan, yaitu dari 290.000 ha pada tahun
   1980 menjadi 5.597.000 ha pada tahun 2005 atau pertumbuhan sekitar 12%. Hal
  yang menonjol adalah perkembangan perkebunan rakyat juga cukup pesat, yaitu
  sekitar 6000 ha pada tahun 1980 menjadi 1.917.000 ha pada tahun 2005 atau
  tumbuh 27,1 % per tahun.

           Sebagai salah satu S KA yang memiliki peran penting baik sebagai modal
 pembangunan maupun untuk membantu daya dukung lingkungan, kelapa sawit terus
 menjadi andalan dalam proses pembangunan nasional. Pada tahun 2012, luas lahan
 perkebunan kelapa sawit diperkirakan sebesar 9 juta hektar, dengan produksi kelapa
 sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO ) mencapai 24 juta ton per tahun, dengan
 komposisi 5 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, sementara 80% sisanya diekspor.1
 Industri kelapa sawit sangat pantas dikembangkan karena menciptakan sekitar 4 juta
kesempatan kerja {pro-job), serta mendukung pembangunan daerah dan
pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan luar Jaw a (pro poor).

          Industri sawit dalam negeri juga berkembang pesat dalam 12 tahun terakhir
hingga Indonesia berhasil menjadi raja minyak sawit dunia sejak 2012. Indonesia
menguasai 48 persen dari total produksi minyak sawit dunia, jauh di atas M alaysia
yang ada di urutan kedua dengan 39 persen. 2 Potensi dan keunggulan ini
sesungguhnya merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Optimalisasi pengelolaan S K A di sektor kelapa sawit
dapat menjadi kontributor utama untuk perluasan dan percepatan pem bangunan
nasional, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat secara lebih merata.

         Salah satu daerah penghasil S K A sawit di Indonesia adalah Kalimantan
Tengah. Ditinjau dari segi kelayakan dan kesesuaian lahan secara umum, provinsi
Kalimantan Tengah dapat dibagi dalam dua kawasan, yaitu kaw asan dataran hingga
perbukitan yang didominasi oleh tanah mineral dengan jenis tanah Podsolik, dan di
dataran rendah baik yang berada di antara perbukitan maupun di daerah pesisir di
dominasi oleh tanah gambut yang kedalamannya sangat bervariasi. Sebagian tanah
mineral pada kondisi topografi tertentu dan tanah gambut dengan jenis serta
kedalaman tertentu dapat dikembangkan untuk tanaman kelapa sawit.

1Kelapa Sawit, Potensi Indonesia yang Mendunia, 2013, http://ekonomi.kompasianaxom/ agrobisnis/2013/
10/01/kelapa-sawit-potensi-indonesia-yang-mendunia-594674.html
2M. Fadhil Hasan, 2014, "Indonesia Raja Minyak Sawit Dunia", http://rn.indopos.co.id/2014/04/ indonesia-raja-
minyak-sawit-dunia.html, diunduh pada 20 Juli 2014 pk. 10.52 WIB
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20