Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18

4

  secara nyata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan
  masyarakat fokaf. Lamanya awal masa produktif tanaman kelapa sawit yang berkisar
  4 hingga 5 tahun dan besarnya biaya serta investasi awal yang diperlukan untuk
  pengadaan bibit, pembukaan, pengolahan lahan, serta pemeliharaan tanaman
  merupakan kendala yang sangat serius yang dihadapi masyarakat tani khususnya
  bagi petani tradisional dari masyarakat lokal di Kalimantan Tengah.5

           Pengelolaan S K A kelapa sawit belum optimal karena minimnya perhatian
 pemerintah. Hal ini tercermin dari penggunaan bibit unggul pada perkebunan rakyat
 yang masih sangat minim dan program penyuluhan yang kurang intensif. Padahal
 sebagai perkebunan rakyat, modal dan akses yang mereka miliki tentu masih sangat
 terbatas. Akibatnya metode pembukaan lahan sawit yang dilakukan oleh perkebunan
 rakyat berlangsung secara serampangan dengan jalan membakar hutan (land
 clearing).

          Mekanisme land-clearing tentu akan berdampak kontraproduktif karena selain
menimbulkan polusi asap, hasil hutan berupa kayu dan produk lainnya (seperti
furniture) tidak dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah. Faktor rendahnya
pendidikan masyarakat tentu melatarbelakangi penggunaan cara di atas, sehingga
mereka memilih jalan pintas dan tidak mampu memberdayakan potensi lanjutan dari
usaha perkebunan kelapa sawit yang dimiliki. Masalah lain dari minimnya perhatian
pemerintah tercermin dari kurangnya dukungan infrastruktur dan sarana prasarana
penunjang, sehingga mempengaruhi efisiensi proses produksi serta mengganggu
transportasi dan distribusi hasil perkebunan kelapa sawit.

         Terdapat pula sejumlah kendala lain dalam optimalisasi pengelolaan S K A
kelapa sawit, antara lain ialah belum terjalinnya kemitraan (link and match) antara
pengusaha besar sebagai inti dan perkebunan rakyat sebagai plasma. Kurangnya
keterpaduan serta minimnya riset atau litbang yang dijalankan akhirnya berdampak
pula terhadap komoditas yang dihasilkan, karena banyak komoditas sampingan yang
seharusnya dapat diberdayakan dari C P O selain buahnya, seperti: minyak goreng,
mentega, bahan kosmetik, bahan obat-obatan, termasuk pemanfaatan pelepah dan
daun kelapa sawit sebagai makanan untuk peternakan sapi.

        Mukhtarudin, 2008, Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis:
Kelapa Sawit Di Kalimantan Tengah, diunduh dari http://mukhtarudin.blogspot.com/2008/06/ kelapa-
sawit-di-kalimantan-tengah.html, pada 23 Agustus 2014 pk.18.12 WIB
   13   14   15   16   17   18   19   20