Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

84

  ribu ton, sebanyak 474,4 ribu ton dapat dipenuhi dari dalam negeri dan
  ditetapkan kuota impor sebanyak 80 ribu ton {Republika, 2013). Jika
  integasi ini dijalankan maka akan berkontribusi tidak hanya di sektor
  SKA sawit namun juga bagi sektor peternakan sapi.
  7) Kementan, Kemendagri, Kemenkumham, BPN dan Badan
  Informasi Geospasial melakukan sinkronisasi regulasi dalam
 pengelolaan SKA kelapa sawit, terkait dengan kesesuaian RTRW
 antara pusat dan daerah. Seringkali pembukaan dan perluasan untuk
 lahan kelapa sawit dilakukan dengan metode alih-fungsi yang kadang
 tidak sesuai peruntukan atau menyalahi fungsi. Pemerintah Daerah
 berniat untuk memperluas lahan pengelolaan kelapa sawit yang
 mendukung perekonomian di daerahnya, sementara ada RTRW
 Nasional dan RTRW di daerah bersangkutan yang juga harus ditaati.
Oleh karena itu, diperlukan upaya sinkronisasi regulasi dalam
pengelolaan SKA sawit dengan berbasiskan pada kesesuaian pada
aspek RTRW baik pusat maupun daerah melalui pemetaan geospasial.
8) Kemenko Perekonomian dan Kemenko Polhukam membangun
sinergitas dan koordinasi antar-pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan regulasi di sektor pengelolaan SKA, sehingga setiap
institusi, K/L dan pihak swasta yang terlibat dapat berkomitmen
menjalankan regulasi yang telah ditetapkan. Sinergitas antar pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan regulasi juga harus dioptimalkan agar
masing-masing pihak memahami tugas, fungsi dan kewajibannya, guna
mengoptimalkan pengelolaan SKA kelapa sawit. Oleh karena itu,
adanya sinergitas dan koordinasi antar stakeholder akan dapat
mengoptimalisasi peran masing-masing aktor dalam mendukung
pengelolaan SKA kelapa sawit yang berpihak pada masyarakat dan
lingkungan ekologis.

9) Kemendag, Kementan, Kemenperin dan Kemenkeu menetapkan
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pengelolaan SKA kelapa
sawit, sehingga setiap rangkaian proses mulai dari tahap perizinan,
status badan hukum, pembukaan lahan, proses produksi, perdagangan
dan kolaborasi dengan peternakan sapi dapat berjalan secara tertib
   11   12   13   14   15   16   17