Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

48

  berbagai bidang semakin mantap, termasuk kerja sama bilateral di
  bidang keamanan dalam rangka menciptakan stabilitas keamanan
  Asia Tenggara.

  b. Asia Tim ur
          Dalam perkembangannya, faktor ekonomi mulai mengemuka

 dalam perumusan kebijakan luar negeri Tiongkok, seiring dengan
 semakin pesatnya pembangunan industri. Bola salju ekonomi
 Tiongkok telah menggelinding dan semakin membesar sehingga tidak
 mungkin lagi dihentikan. Ekonomi Tiongkok tumbuh dengan pesat
 sejak Deng Xiaoping meluncurkan reformasi ekonomi.Pertumbuhan
 Produk Domestik Bruto (PDB) berjalan moderat di 9,1% pada kuartal
 ke-3 dari 9,5% pada kuartal ke-2. Pada tahun 2011, perekonomian
 diperkirakan akan tumbuh 9,2%. Di tahun 2010 sendiri, PDB tumbuh
 10,4% dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah memperkirakan
 bahwa Tiongkok akan memperluas menjadi 9,3% pada 2011 serta di
tahun 2014 akan menjadi 9,1 %.46

        Tiongkok juga menjadi negara kedua terbesar setelah Amerika
Serikat yang menanamkan modalnya di luar negeri. Pertumbuhan
ekonomi yang demikian pesat telah membuat Tiongkok mampu
membangun kekuatan militernya secara gradual. Hal ini tentu
mengundang kecurigaan Amerika Serikat sebagai satu-satunya
adidaya dunia. Kecurigaan ini bukan tanpa alasan, dimana telah
membangun kekuatan Angkatan Laut yang besar, berencana membeli
dua kapal induk, dan membangun pangkalan udara militer yang
dilengkapi radar canggih di Pulau Woody, gugusan Kepulauan
Paracel.47 Nampaknya para pemimpin Tiongkok menyadari hal ini dan
tidak ingin kehilangan kekuatan yang diperolehnya dibidang ekonomi.
Maka, pada 9 Desember 2002 Tiongkok (diluar kebiasannya)

^Ardhi    Wicaksono,  Pertum buhan  Ekonomi                                      C h in a,

http://vvww.futuresgalleriablog.com/2011/11/04/ diunduh 29 Mei 2014 pukul 2130.

^International studies. Dilema Keamanan Asean Dalam Konflik Laut Cina Selatan, bulan

Mei 2014
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15