Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

58

 berorientasi ke Malaysia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
dan menarik swasta berinvestasi di daerah perbatasan Kalimantan,
sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkokoh
tannas dapat diwujudkan.

d. Pengaruh secara aspek sosial budaya

        Dengan terbukanya keterisolasian, ketertinggalan dan
keterabaian, pembangu.nan penaidikan, kesehatan dan pembukaan
lapangan kerja di daerah perbatasan Kalimantan menjadi lebih mudah
dilaksanakan. Sehingga WNI penduduk perbatasan Indonesia tidak
lagi menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Malaysia, tetapi di
sekolah Indonesia karena sekolah Indonesia tidak kalah dibandingkan
dengan sekolah Malaysia.

        Lokasi rumah sakit rujukan juga dibangun tidak jauh dari
permukiman penduduk dan mudah dijangkau sehingga WNI
penduduk perbatasan Kalimantan tidak lagi memilih berobat ke
Malaysia. Lapangan kerja dengan gaji yang baik juga tersedia di
daerah perbatsan Kalimantan sehingga WNI penduduk perbatasan
Indonesian tidak lagi memilih bekerja ke Malaysia. Kesenjangan
pendapatan antara WNI penduduk perbatasan Indonesia dengan
warga Negara tetangga mengecil.

       Tingginya konektivitas transportasi daerah perbatasan
Kalimantan membuat kondisi sosial budaya masyarakat setempat
tidak lagi berorientasi ke Malaysia karena daerah perbatasan
Kalimantan berkembang maju dan dan sejahtera. Masyarakat di
perbatasan Indonesia menjadi mandiri dan tidak bergantung pada
Malaysia terutama dalam menjalankan kehidupan keseharian untuk
keperluan pendidikan dan kesehatan serta pekerjaan. Dengan
demikian WNI penduduk perbatasan sudah tidak terpengaruh oleh
negara tetangga secara sosial dan budaya. Pemerintah terus
meningkatkan pembinaan secara berkelanjutan melalui program
pembangunan yang pro perbatasan terhadap masyarakat perbatasan,
terutama pembinaan pada mereka yang miskin.
   11   12   13   14   15   16   17   18