Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
<95
3) Secara aspek ekonomi: kurangnya sarana, prasarana dan
pelayanan transportasi yang menghubungkan daerab
perbatasan Kalimantan dengan pusat-pusat pemerintahan dan
pertumbuhan ekonomi telah menciptakan rendahnya
konektivitas transportasi sepanjang daerah perbatasan sehingga
banyak WNI penduduk perbatasan yang berorientasi ke
Malaysia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
pihak swasta enggan menanamkan uangnya di daerah
perbatasan Kalimantan;.
4) Secara aspek sosial budaya: kurangnya fasilitas
pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja pada daerah
perbatasan Kalimantan menyebabkan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat berorientasi ke Malaysia yang lebih maju;
5) Secara pertahanan dan keamanan: kurangnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan bela Negara dalam menjaga,
mengawasi dan mengamankan daerah perbatasan karena tidak
mungkin penjagaan, pengawasan dan pengamanan daerah
perbatasan hanya dibebankan pada aparat keamanan,
memperlemah pengawasan dan penegakan hukum daerah
perbatasan Kalimantan sehingga memunculkan berbagai
kegiatan illegal;
g. Untuk membebaskan daerah perbatasan Kalimantan dari
keterisolasian, ketertinggalan, keterlantaran, keterabaian dan bahkan
ketidak bertuanan, maka perlu kebijakan akselerasi pembangunan
konektivitas transportasi di daerah perbatasan Kalimantan melalui (1)
peningkatan political will (keberpihakan dan kepedulian) yang
dilandasi rasa kebangsaan, cinta tanah air dan nasionalisme untuk
memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa; (2)
peningkatan kapasitas dan kemampuan BNPP dalam melaksanakan
tugas dan fungsi yang diembannya serta melakukan diplomasi untuk
penyelesaian perbatasan (tapal batas); dan (3) peningkatan sarpras
dan pelayanan transportasi dalam mendukung kemandirian daerah