Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18
‘Menuju Kedewasaan’ ( The Drive to Maturity). Hal ini terjadi karena
suburnya politik ekonomi rente (rent seeking) sehingga pertumbuhan
ekonomi yang tinggi hanya dinikmati sekelompok kecil masyarakat
tertentu. Kondisi ini tentu memperlihatkan rapuhnya fundamental ekonomi,
karena pertumbuhan ekonomi hanya bergantung pada upaya
maksimalisasi eksplorasi dan eksploitasi Sumber Kekayaan Alam (SKA)
seperti migas, serta pinjaman luar negeri. Proses industrialisasi yang
dicanangkan pemerintah mengalami kegagalan karena ketidak berhasilan
menjalankan kebijakan ISI (Impori Substitution Industrialization) sehingga
ketergantungan terhadap barang-barang impor masih tetap tinggi.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu faktor
produksi, tidak dipersiapkan secara sungguh-sungguh untuk mendukung
proses industrialisasi terbukti pertumbuhan kuantitas SDM berkualitas
sangat lambat. Akibatnya, krisis ekonomi tahun 1998 langsung
menghancurkan sendi-sendi ekonomi nasional bahkan memaksa
pemerintah Orba yang berkuasa saat itu meninggalkan jabatannya.
Meskipun demikian, ada sisi positif dari soeharionomics yang seharusnya
perlu dipertahankan dan diperjuangkan hingga masa kini, yaitu kebijakan
pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat, baik sandang,
pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan untuk mengurangi kemiskinan
absolut. Selain itu, pembangunan infrastruktur mengikuti kebutuhan
pembangunan ekonomi baik untuk pemenuhan kebutuhan dasar, maupun
untuk proses industrialisasi.1
Rezim Reformasi pada masa pemerintahan SBY menunjukkan
beberapa keberhasilan yang berarti yang ditunjukkan dengan ketahanan
negara dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi nasional dan global.
Namun beberapa persoalan mendasar seperti rendahnya kualitas SDM
yang siap bersaing di era globalisasi, kesejahteraan yang belum merata,
kesenjangan antar daerah serta tingginya tingkat pengangguran masih
menjadi persoalan-persoalan serius harus segera ditangani.
1 Lihat Didin S. Damanhuri, Korupsi, Reform asi Birokrasi dan M asa D ep an Ekonomi
Indonesia, hal. 89-91.
2

