Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
31
kompleks, mulai dari kerusakan fisik lingkungan, semakin parahnya
kerusakan ekosistem laut dan pesisir hingga berbagai masalah
sosial yang hadir di tengah-tengah masyarakat pesisir yang
jumlahnya mencapai 65% dari seluruh penduduk Pulau Jawa.
Sebagai pulau yang strategis dengan berbagai aktivitas
perekonomian yang menjanjikan, pemerintah membangun berbagai
fasilitas yang cukup fantastis di Pulau Jawa, mulai dari penyediaan
kawasan industri, perkantoran, transportasi, pariwisata hingga
pemukiman mewah, yang sebahagian besar didirikan disepanjang
pesisir Jawa. Sayangnya, kegiatan pembangunan ini tidak
mempertimbangkan fisik Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari
total luas daratan Indonesia. Akibatnya, Pulau Jawa tidak mampu
menampung/memenuhi segala kegiatan tersebut. Untuk
mengatasinya, pemerintah membuat kebijakan reklamasi serta
berbagai bentuk konversi lahan untuk pemenuhan kegiatan
pembangunan dan investasi jangka pendek, yang mengakibatkan 47
lokasi di sepanjang Pantai Utara dan Selatan Jawa telah dikonversi
untuk berbagai peruntukan. Setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir, lebih dari 90 desa di sepanjang Pantai Utara maupun
Selatan Jawa terkena bencana abrasi. Bahkan, sebuah desa
beserta 300 hektar lahan tambak masyarakat di Kabupaten Demak
hilang akibat abrasi pasca kegiatan reklamasi dan pembangunan
break water di pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Selain itu,
intensitas bencana banjir dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada
kurun waktu 1996 hingga 1999, setidaknya terdapat 1.289 desa
terkena bencana banjir. Jumlahnya semakin meningkat hingga lebih
dari 100% (2.823 desa) di akhir tahun 200313.
13 Potret Kerusakan Ungkungan Pesisir Jawa, http://rafiarulas.blogspot.com/2008/ia/kerusakan-lingkungan-
pesisir-jawa.html

