Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
28
lingkungan dan karena faktor kelangkaan ini pula maka dibutuhkan
pengelolaan sumber daya secara arif dan bijaksana. Tingkat ketersediaan
dan kelangkaan sumber daya memberikan indikasi tentang bagaimana
seharusnya mengelola sumber daya yang langka dimaksud agar tidak
mengancam kelestariannya dengan tanpa dan atau meminimalkan
terjadinya degradasi lingkungan.
Macam dan karakterisasi sumber daya tidak hanya menggambarkan
bagaimana pentingnya sumber daya tersebut tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana sebaiknya sumber daya itu dikelola agar memenuhi
kebutuhan umat manusia tidak hanya masa kini, tapi juga masa yang akan
datang.
Secara garis besar sumber daya lautan terdiri dari tiga kelompok,
yakni (1) sumber daya dapat pulih, (2) sumber daya tak dapat pulih, dan (3)
jasa-jasa lingkungan. Sumber-sumber daya dapat pulih antara lain seperti
hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, sumber
daya perikanan laut, serta bahan-bahan radioaktif. Sumber-sumber daya
tak dapat pulih meliputi seluruh mineral dan geologi, sedangkan yang
dimaksud dengan jasa-jasa lingkungan meliputi fungsi kawasan pesisir dan
lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan
komunikasi, sumber energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan
dan keamanan, penampung limbah, pengatur iklim, kawasan perlindungan,
dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya9.
Secara alamiah potensi kelautan di daerah dimanfaatkan langsung
oleh masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut yang pada
umumnya terdiri dari nelayan. Nelayan di pesisir memanfaatkan kekayaan
laut mulai dari ikan, rumput laut, terumbu karang dan sebagainya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada umumnya potensi kelautan dan
pesisir yang di manfaatkan oleh nelayan terbatas pada upaya pemenuhan
kebutuhan hidup.
8 Rokhmin Dahuri, Dr. Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Arahan Pengelolaan Sumber daya Kelautan Bagi
Daerah Otonom, Jakarta, 2003

