Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
19
dalam kebaruan komunitas politik kebersamaan, melainkan memberi
ruang bagi keragaman tidak tercabut dari akarnya. Hal ini
menyerupai perspektif etnosimbolis (ethnosybolist), memadukan
antara perspektif modernis menekankan unsur kebaruan dengan
primordialis dan perenialis yang melihat keberlangsungan unsur-
unsur lama dalam kebangsaan.25
d. Teori Pendidikan
Pendidikan memiliki dua sisi yaitu sebagai praktik dan teori.
Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan,
teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan.
Hendayat Soetopo (2005) menyatakan bahwa ada beberapa
teori pendidikan yang melandasi dunia pendidikan antara lain :
1) Teori Tabularasa (John Locke dan Francis Bacon)
Teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu
dapat diumpamakan sebagai kertas putih yang belum ditulisi (a
sheet ot white paper oid o f all characters). Jadi, sejak lahir anak itu
tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa. Anak dapat
dibentuk sekehendak pendidiknya.
2) Teori Navitisme (Schopenhauer).
Lawan dari empirisme ialah nativisme. Nativus (latin) berarti
karena kelahiran. Aliran nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak
sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan
berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing.
3) Teori Konvergensi (William Stern).
Menurut teori konvergensi hasil pendidikan anak dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu pembawaan dan lingkungan. Diakui bahwa
anak lahir telah memiliki potensi yang berupa pembawaan. Namun
25 Yudi Latif, op.cit, hal. 4 4 ^ 5 .

