Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
3
kita lihat rentetan berikut : dimulai dari dibubarkannya BP 7 (Badan
Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalam Pancasila) dan dihapuskannya P4 melalui Tap MPR
No. XVIII/MPR/1998 sampai dengan PPKN sudah berubah menjadi
PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) sehingga Pancasila cepat atau
lambat secara perlahan mungkin saja akan terlupakan.
“Pembangunan watak (Character Building) adalah amat penting.
Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi
pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki
peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita
capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang baik
(good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat kita
wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia
yang berakhlak dan berwatak baik, manusia yang bermoral dan
beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik
pula”.
(Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono, pada perayaan Dharma Shanti Hari Raya Nyepi, 2009).
Seperti yang dikatakan presiden kita dalam acara Hari Raya
Nyepi mengenai pentingnya pendidikan karakter, juga harapannya
akan masa depan bangsa Indonesia agar menjadi manusia Indonesia
yang berakhlak, berbudi pekerti dan berperilaku baik, ditambah para
leluhur dan pendiri bangsa pada saat memproklamirkan kemerdekaan
Republik Indonesia (17 Agustus 1945) antara lain menekankan pada
generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan, maka menjadi suatu
keharusan untuk mendahulukan pembangunan karakter. Pada masa
tersebut untuk penggalangan persatuan dan kekuatan bangsa guna
penyelenggaraan negara, Nation and Character Building merupakan
prasyarat mutlak dan merupakan tugas utama yang harus
dilaksanakan. Juga yang tak kalah pentingnya Soekamo pun pernah
mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang kerja keras,

