Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
10
tradisional), Budaya Kawulo (mengabdi kepada pemimpin yang
didasarkan atas kepatuhan, ketaatan dan keikhlasan), Budaya Partisipan
(sifatnya lebih rasional karena adanya kesamaan visi dan misi untuk
perjuangan kepentingan bersama), selanjutnya Gabriel Almond dan
Sidney Verba, mengklasifikasikan budaya politik pada 3 (tiga) komponen
obyek yaitu : Orientasi Kognitif (berupa pengetahuan tentang peran
politik, dan segala hak dan kewajibannya dalam kehidupan politik),
Orientasi Afectif (perasaan terhadap sistim politik, peranannya serta para
aktor dan penampilannya), Orientasi Evaluatif (keputusan tentang obyek-
obyek politik, yang secara tipical menentukan standar nilai dan
kriterianya dengan informasi dan perasaan)6.
f. Pendidikan politik. Adalah suatu kegiatan untuk membangun
budaya, etika, dan partisipasi aktif warga negara secara konstruktif,
dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara7. Menurut Kartini
Kartono, dalam bukunya “Pendidikan Politik”, inti pendidikan politik
adalah pemahaman aspek-aspek politik dan setiap masalahnya.
g. Ketahanan Nasional. Adalah kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri, untuk
menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
6 Yudi Latif. 2012. “Basis Budaya Peningkatan Kepemimpinan”. Naskah ceramah kepada
PPRA XLVII. 3 Agustus 2012, halaman-1
7 M Sastrapratedja. 2012 "Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan politik”.
Makalah diskusi panel kepada peserta Lemhannas XLVII. Tanggal 16 April 2012.

