Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

4

  berkembang, dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan
  serta hasil-hasilnya.4

           Konektivitas transportasi pada dasarnya adalah tingkat
  keterhubungan wilayah dengan menggunakan sarana dan prasarana
 transportasi. Mengutip dari Transport Demand Management Encyclopedia,
 disebutkan “Connectivity refers to the density o f connections in path or
 transport network and the directness o f links. A well-connected transport or
 path network has many short links, numerous intersections, and minimal
 dead-ends. As connectivity increases, travel distance decreases and route
 options increase, allowing more direct travel between destinations, creating
 a more Accessible and Resilient system. Connectivity can both apply
 internally (within an area) and externally (connections with other areas)”.5
 Dari definisi konektivitas transportasi diatas, dapat dipahami bahwa: jika
 konektivitas transportasi meningkat maka jarak perjalanan berkurang;
jaringan lintasan yang terkoneksi baik memiliki banyak “link’' pendek,
banyak persimpangan, dan ujung jaringan yang sedikit; jaringan
transportasi dinilai terkoneksi dengan baik jika memberi akses kepada
pergerakan orang/ barang melakukan perjalanan secara langsung menuju
berbagai tujuan dengan lebih banyak pilihan rute. Dari pemahaman
tersebut dapat diidentifikasi unsur-unsur penting dalam studi konektivitas
transportasi adalah : titik asal/ akhir koneksi, jalur sebagai medium koneksi,
kapasitas jalur koneksi, availabilitas jalur koneksi, kondisi materi yang
melintasi jalur koneksi (kondisi moda transportasi), kondisi tertentu yang
memungkinkan materi dapat melintasi jalur koneksi (regulasi terhadap
moda pada jalur/ lintasan tertentu), pertimbangan efektivitas konektivitas,
dan pertimbangan efisiensi konektivitas. Konektivitas transportasi dapat
berlaku untuk jaringan di dalam wilayah (intrapulau) maupun untuk
hubungan dengan wilayah luar wilayah (antarpulau).

4 Penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
5 Victoria Transport Policy Institute, 2010, Transport Demand Management (TDM)

  Encylopedia, dalam Studi Konektivitas Transportasi Domestik Sebagai Negara
  Kepulauan, 2011, Badan Litbang Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan PT
  Hasfarm Dian Konsultan, Jakarta.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9