Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
6
pengoperasian kapal-kapal penugasan kewajiban pelayanan umum/ public
service obligation (PSO) PT Pelni (Persero) dan kapal-kapal
penyeberangan baik perintis maupun komersial, yang beroperasi secara
tetap dan teratur. Konektivitas tranportasi antarpulau saat ini masih lemah
sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi, disparitas harga antara KBI
dan KTI meningkat, daya saing produk lemah, dan penanggulangan
kemiskinan relatif lambat.
Kondisi konektivitas transportasi antarpulau yang lemah disebabkan
oleh beberapa permasalahan pokok, yaitu : 1) belum optimalnya jaringan
pelayanan dan jaringan prasarana transportasi antarpulau di KTI; 2) belum
optimalnya sinergitas antarinstansi dalam penyelenggaraan konektivitas
transportasi antarpulau di KTI; 3) belum optimalnya dukungan SDM, Iptek
dan penunjang operasional dalam penyelenggaraan konektivitas
transportasi antarpulau di KTI; 4) terbatasnya dukungan pendanaan dan
investasi dalam pengembangan jaringan pelayanan dan prasarana
transportasi antarpulau di KTI.
Upaya penguatan konektivitas transportasi antarpulau di KTI guna
meningkatkan distribusi pangan tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan lingkungan strategis baik lingkungan global, regional
maupun nasional. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kertas karya
ini disusun dengan pokok permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :
“Bagaimana penguatan konektivitas transportasi antarpulau di
Kawasan Timur Indonesia guna meningkatkan distribusi pangan
dalam rangka kemandirian bangsa ?”
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud : Penulisan Kertas Karya Perorangan (Taskap) ini
adalah untuk mengidentifikasi secara komprehensif kondisi
dan permasalahan konektivitas transportasi antarpulau di KTI
serta merumuskan kebijakan, strategi, dan upaya secara
integral dan komprehensif guna meningkatkan distribusi/
ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

