Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
55
sehingga dapat mengoptimalkan konektivitas transportasi antarpulau di
KTI.
Jaringan pelayanan yang merupakan himpunan dari trayek-
trayek tetap dan teratur serta dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan
tidak teratur diharapkan menjangkau seluruh wilayah di KTI,
khususnya untuk jaringan pelayanan pelayaran-perintis dan penugasan
PSO PT (Persero) Pelni mencakup daerah masih tertinggal dan/atau
wilayah terpencil serta pulau-pulau terdepan/ terluar. Jaringan
pelayanan transportasi diharapkan terpadu baik intra maupun
antarmoda transportasi. Keterpaduan jaringan pelayanan mencakup
keterpaduan jadwal dan keterpaduan operasional dengan
penggunaan tiket terpadu antarmoda (Titam). Optimalnya
konektivitas transportasi antarpulau di KTI juga ditentukan oleh hirarki
jaringan pelayanan yang tertata dalam hirarki fungsi dalam hirarki
fungsi Hub and Spoke.
Faktor lain yang menentukan optimalnya konektivitas
transportasi antarpulau di KTI adalah tersedianya jaringan prasarana
pelabuhan pada setiap pelabuhan di KTI khususnya dermaga dengan
kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan serta Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP) yang memadaHPada pelabuhan yang
diusahakan secara komersial oleh PT (Persero) Pelindo diharapkan
juga tersedia peralatan bongkar muat barang yang memadai.
Disamping ketersediaan fasilitas pelabuhan, kinerja operasional
pelabuhan yang efisien juga menentukan optimalnya konektivitas
transportasi antarpulau di suatu wilayah sehingga waktu tunggu kapal
(waiting time) dan waktu kapal berada di pelabuhan ( Turn Round Time/
TRT) kapal menjadi lebih singkat.

