Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Keragaman bangsa dan negara merupakan keniscayaan di
permukaan bumi. Sejalan dengan itu ialah, bahwa keragaman
bangsa (nation) senantiasa disertai oleh keragaman budaya
masyarakat yang membentuk bangsa itu sendiri, dan salah satu
bagunan dari kebudayaan itu ialah seni budaya. Oleh karena itu,
keragaman suku bangsa dan budaya dengan kompleksitas yang
menyertainya akan selalu ada. Kenyataan ini dapat dibenarkan
berdasarkan dalil teologi Islam, yaitu “Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal”.1 Terkandung dalam
ajaran ini ialah, bahwa secara kodrati kehidupan manusia yang
beragam suku bangsa tersebut meniscayakan saling membutuhkan
dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya; manusia adalah
zoon politicon2 dan dalam hal ini akan senantiasa berhubungan
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
b. Demikian pula meniscayakan terjadinya pengaruh
mempengaruhi kehidupan seni budaya sebagai bagian dari
kompleksitas suatu budaya. Dalam konteks ini dipahami, bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan keragaman
budayanya tidak akan luput dari kemungkinan menghadapi
pengaruh lingkungan strategis yang begitu dinamis. Presiden
Amerika (United States of America) Ronald Reagen dalam sambutan
kedatangan Presiden Soeharto di Amerika pada tanggal 12 Oktober
1AI-Quran, S: 49. Al Hujuraat, Ayat. 13.
2Aristote)es (384-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan
dalam ajaranya, bahwa manusia adalah zoon politicon, artinya pada dasarnya manusia
adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi
makhluk yang bermasyarakat. http://dtiawarnet.blogspot.com; diunduh pkl. 13.30, tgl. 1-5-
2014.

