Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

Begitu kayanya bangsa kita dengan suku, adat-istiadat, budaya,
 bahasa, dan khasanah yang lain ini, apakah benar-benar menjadi sebuah
 kekuatan bangsa ataukah justru berbalik menjadi faktor pemicu timbulnya
disintegrasi bangsa. Seperti apa yang telah diramalkan Prof Samuel P
 Huntington, keanekaragaman di Indonesia ini harus kita waspadai. Karena
telah banyak kejadian-kejadian yang menyulut kepada perpecahan, yang
disebabkan adanya paham sempit tentang keunggulan sebuah suku atau
agama tertentu. Lebih lanjut dalam artikelnya di Foreign Affairs (1993) yang
berjudul The Clash of Civilizations bahwa perang masa depan tidak lagi
perang antara negara-negara nasional atau perang antara kekuatan-kekuatan
modal, tetapi perang antarkultur, antarperadaban. Maklum, dengan
globalisasi, batas negara nasional dan batas kekuatan modal akan kabur
dengan sendirinya. Yang masih ada hanyalah batas kultural. Perbedaan
peradaban inilah yang akan menjadi medan laga bagi peperangan di masa
depan (masa kini).

          Paham Sukuisme dan agama yang sempit inilah yang akan membawa
kepada perpecahan. Seperti konflik di Aceh, Ambon, Poso, Lampung dan
yang lainya. Bahkan di Yogyakarta yang terkenal akan sikap sopan santunya
dan keramah-tamahannya telah terjadi pemaksaan kehendak, Sikap
intoleransi disertai aksi kekerasan di DIY dinilai sudah dalam tahap darurat.
Dalam tiga hari terakhir dua aksi intoleransi terjadii di kota yang menjunjung
tinggi pluraisme itu. Minggu (1/6) siang di kabupaten Sleman puluhan orang
merusak sebuah bangunan yang biasa dipakai umat Kristen untuk
beribadah.13 Entah konflik itu muncul semata-mata karena perselisihan
diantara masyarakat sendiri atau ada “sang dalang" dan provokator yang
sengaja menjadi penyulut konflik. Mereka yang tidak menginginkan sebuah
Indonesia yang utuh dan kokoh dengan keanekaragamannya yang dapat
menghambat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.

          Berikut ini disampaikan tabel data-data tentang kejadian yang sangat
memprihatikan yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia, karena kurangnya
pemahaman nilai-nilai multikultural dan toleransi.

U Kompas. Yogyakarta Hadapi Darurat Intoleransi. 2 Juni 2014
3.Kompas.Yogyakarta Hadapi Darurat Intoleransi. 2 Juni 2014
   10   11   12   13   14   15   16   17   18