Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
39
perubahan mindset dan paradigma dari government ke
governance, dari penguasa menjadi pelayan.
g. Peran sebagai pelayan,
Seorang Pemimpin nasional sering belum mampu mendengar
setiap keluhan dan keinginan bawahan atau masyarakat (aspiratif
) ,kurang memiliki rasa peduli dan melayaninya dengan
ketulusan( tanpa pamrih ) dan selalu ada pertanyaan didalam
hatinya “apa yang diinginkan /dibutuhkan oleh Negara dan
masyarakat yang berkepentingan dengan saya hari ini sebagai
pengambil keputusan , sebagai guru, pelatih atau sebagai
pelayan “ (customer oriented).
h. Peran sebagai penyerasi penyeimbang dan penyelaras dan
pemersatu. Pemimpin nasional seringkali kurang menyelaraskan ,
menyerasikan , menyeimbangkan antara kesejahteraan dan
keamanan, antara pemerintah .sector swasta dan masyarakat ,
antara pusat dan untuk mewujudkan prinsip konsesnsus, dan
partisipasi dalam kerangka kepentingan nasional. Pemimpin
nasional kadang kurang memerankan dirinya sebagai pemersatu
ditengah kebhinekaan, dan kepentingan dari berbagai elemen
bangsa khususnya antara-pemerintah , masyarakat dan sector
swasta dalam merealisasikan prinsip konsesnsus untuk
kepentingan nasional.
i. Peran sebagai problem solver, pengambil keputusan dan
penanggung jawab.
Pemimpin nasional seringkali kurang berfikir kreatif dan inovatif
tampil sebagai pemecah masalah yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat , barbangsa dan bernegara, untuk
merealisasikan prinsip daya tanggap dan efektifitas / efisiensi.
Pemimpin Nasional sering kali kurang mampu merancang dan
menentukan keputusan dari berbagai alternative yang diperoleh
melalui musyawarah secara berani, tegas .akurat dan tepat
waktu. Pemimpin nasional kurang mengedepankan integritas nya
secara konsisten sehingga sering kali tidak mengakui

