Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

defisit, artinya nilai impor dari China masih lebih besar
dibanding ekspor Indonesia ke China. Pada bulan Mei 2011,
Badan Pusat Statistik mengumumkan total surplus neraca
perdagangan Indonesia turun menjadi US$ 1.8 miliar bila
dibandingkan pada bulan Februari sebesar US$ 2.1 miliar dan
bulan Januari sebesar US$ 1.91 (Jakarta Post, 2011).
Walaupun dalam lima tahun terakhir (2006-2010), perdagangan
Indonesia dengan China menunjukkan perkembangan yang
meningkat rata-rata sebesar 26.4% per tahun, namun selama
periode tersebut neraca perdagangan untuk produk non migas
sejak tahun 2006-2012 selalu defisit bagi Indonesia.

Data kompetensi ekonomi di ASEAN menunjukkan bahwa
Indonesia mengalami defisit dengan Brunei sebesar 281,7 juta
US$, Malaysia 511,3 juta US$, Singapura 707,9 juta US$,
Thailand 721,4 juta US$, dan dengan Vietnam 157,5 juta US$;
sedangkan neraca Indonesia hanya mengalami positif dengan
Kamboja sebesar 233,9 US$, Laos 17,9 US$ , Myanmar 238,6
US$, dan Filiphina 2448,5 US$. Apabila tidak dipersiapkan
dengan matang, keberadaan MEA ini juga sepertinya halnya
ACFTA yang dapat menjadi ancaman bagi industri nasional,
khususnya industri skala kecil dan menengah.

Permasalahan mendasar yang dihadapi Indonesia
sesungguhnya berkutat pada aspek tumpang tindihnya regulasi
pusat dan daerah, lemahnya infrastruktur maupun suprastruktur
pendukung, kurangnya desiminasi ACFTA dan MEA ke Pemda
dan pengusaha maupun masyarakat, dan juga lemahnya
sinergitas kelembagaan, serta tidak adanya masterplan
kebijakan yang komprehensif berkesinambungan dalam rangka
menghadapi ACFTA maupun MEA. Sehubungan dengan itu,
pemerintah perlu menyusun formulasi kemitraan ekonomi

                                  36
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13