Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
3
BUMN yang cukup potensial di masa-masa mendatang hanya untuk me-
nutup defisit APBN. Selain menjadi ‘sapi perah’ pejabat negara, BUMN dio-
bral kepada investor asing demi mendapatkan utang barn dari IMF cs.
Pada pemerintahan Megawati, tim ekonominya melakukan priva-
tisasi BUMN secara cepat hanya untuk menutup anggaran dengan tanpa
mempertimbangkan aspek ekonomis dan kestrategisan dari BUMN yang
bersangkutan. Pilihan menggandeng mitra strategis (melalui strategic sale)
dalam proses privatisasi dipandang sebagai tindakan yang merugikan
negara.
Setelah era Megawati pun, privatisasi BUMN yang dilakukan
Pemerintahan berikutnyapun banyak menuai kecaman karena kerugian
negara yang ditimbulkan akibat kebodohan (atau kesengajaan ?) dalam
praktek penjualan aset negara ini.
Bercerita mengenai penjualan atau privatisasi BUMN memang
sungguh menarik, terlebih-lebih yang telah dilakukan beberapa waktu yang
lalu. Menyisakan aroma yang tak sedap dengan bumbu-bumbu yang
hangat dibicarakan diberbagai kalangan. Karena berkaitan dengan
pelepasan aset negara akibat pengaruh tekanan dari non-state actor dalam
hal ini IMF untuk menutup defisit APBN Rl dan pembayaran hutang negara,
yang diimbuhi pula dengan beredamya rumour fee bagi partai atau pihak-
pihak tertentu, hingga dikaitkan dengan rasa nasionalisme yang
‘tergadaikan’. Diakhir orde baru kebijakan privatisasi diambil untuk menutup
defisit APBN yang terjadi pada saat itu. Privatisasi tidak melalui mekanisme
pasar modal / saham, tetapi langsung ditawarkan kepada pihak swasta
asing dengan cara Strategic Sale atau Private Placement dan harga
tersebut relatif sangat murah dibanding dengan nilai kestrategisan BUMN
tersebut yang nyatanya BUMN itu berpotensi sangat menguntungkan
dimasa mendatang dan menjadi sumber pendapatan negara. Belum lagi
cerita perihal privatisasi dengan cara IPO (Initial Public Offering) , yang
sahamnya dijual tidak pada waktu yang tepat serta penetapan harga
perdana saham mengabaikan faktor besamya pesanan permintaan pasar,
sehingga merugikan bagi negara.

