Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

49

        a. Berkurangnya Ketergantungan Terhadap Komponen Dan Produk
        Luar Negeri. Indonesia kini telah mampu menghasilkan produk-produk
        alutsista untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasional, bahkan beberapa
        produk tersebut sudah dapat diekspor dan mendapatkan respon yang cukup
        positif dari Negara-negara lain. Melalui BUMN Industri Strategis seperti PT Dl,
        Pindad, PT PAL dan lainnya, Indonesia kini sudah semakin dekat menjadi
        produsen dan sekaligus eksportir alutsista modern. PT Dl sudah menjalin
        kerjasama dengan Airbus Military untuk memproduksi pesawat angkutan
        militer CN-295. Pesawat ini tengah gencar dipromosikan pemerintah melalui
        Kementerian Pertahanan ke sejumlah negara Asia Tenggara. Lima dari enam
        negara ASEAN sudah menyatakan minatnya untuk membeli pesawat CN-
        295. Lima negara itu adalah Filipina, Burma, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
        Bukan itu saja, Filipina, Malaysia dan juga Vietnam juga menggunakan
        pesawat CN-235 buatan PT Dl.

                 Ekspor alutsista buatan dalam negeri bukan hanya dialami PT
        Dirgantara Indonesia. PT Pindad juga sudah bisa menjual panser buatan
        mereka yang dikenal dengan nama Panser Anoa. Panser buatan Bandung ini
        mendukung kontingen Indonesia yang bertugas sebagai pasukan penjaga
        perdamaian PBB di Libanon. Malaysia sudah memesan 32 panser buatan
        Indonesia ini. Begitu juga dengan Kerajaan Oman. Panser Anoa juga sudah
        digunakan TNI untuk memenuhi kebutuhan alutsistanya. Pada 2008, TNI
        memesan 154 buah panser Anoa berbagai tipe. Tahun berikutnya, TNI
        memesan 11 panser Anoa dan tahun 2012 TNI memesan 61 unit. Panser
        Anoa dan CN- 235 merupakan produk alutsista dalam negeri yang paling
        banyak dipesan oleh negara lain.34

                 Komite Kebijakan Industri Pertahanan yang dibentuk pada 2010 lalu
        memperkirakan, Indonesia bisa menjadi negara produsen alutsista yang
        disegani di dunia pada 2028. Langkah menuju ke sana sudah mulai dirintis
        melalui kerjasama dengan Korea Selatan. Kerjasama itu akan memungkinkan
        Indonesia membuat pesawat tempur sendiri. Dengan banyaknya kerjasama
        yang dilakukan, diharapkan akan semakin memperbesar potensi

                P ercaya diri dengan alutsista buatan lokal
http://www.portalkbr.com/opini/editorial/2673528 4307.htm l diakses pada tanggal 23 Juli
2014 pukul 15:30
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18