Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
4) Mahalnya biaya pengadaan dan instalasi peralatan
pendukung berteknologi satelit sebagai alat navigasi penerbangan
dimasa yang akan datang.
5) Berdasarkan pengalaman masa lalu, bahwa pada MOU
Indonesia dan Singapura dimana kebijakan diputuskan oleh Sidang
ICAO, hal ini membuat Indonesia selalu terpojok dalam hal apapun
juga.
6) Adanya kekhawatiran pihak pengguna jasa lalu lintas udara
seperti International Air Transport Association / IATA terhadap mutu
pelayanan yang akan diberikan oleh Indonesia. Kekhawatiran
tersebut dapat dimaklumi, karena pelayanan yang diberikan
Singapura dinilai oleh mereka lebih baik dari Indonesia.
7) Fasilitas yang dimiliki Singapura sangat canggih.
Antisipasi yang dilakukan oleh Singapura dan Malaysia adalah
untuk membuktikan bahwa kedua negara ini tidak lain dan tidak
bukan lebih siap dari Indonesia, dan sebagai penghalang untuk
Indonesia mengambil alih pengelolaan lalu lintas udara nasional di
wilayah udara Kepulauan Riau dan Natuna. Menurut berita yang
tersebar disela - sela acara Singapore Airshow Aviation Leadership
Summit, bahwa pada tanggal 10 Februari 2014 Singapura telah
meresmikan pengoperasian Air Traffic Control Center (ATCC)
sebagai pelengkap dari ATCC yang sudah ada. Keunggulan ATCC
yang baru ini merupakan peralatan sistem pengelolaan lalu lintas
udara yang paling canggih didunia, dibuat oleh Konsorsium ruang
angkasa Perancis seharga S$. 300 Juta, atau setara dengan Rp. 2.7
Trilliun. Sistem baru ini didukung pula dengan Long Range Radar
and Display system ( LORADS ) III yang dilengkapi dengan peralatan
pintar pembuat keputusan bagi pengaturan lalu lintas udara di
wilayah FIR Singapura, dengan kondisi ini dapat meningkatkan
kemampuan operasional, keselamatan, efisiensi dan mempersiapkan
55

