Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
31
berubah secara drastis dalam kehidupan masyarakat.26 Hal ini sangat
rawan bila dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab Biasanya moral atau etika serta budaya tidak lagi diperdulikan
jika kemiskinan dan kelaparan tidak dapat diatasi, sehingga seringkali
ditemukan adanya penjarahan, perampokan, pencurian serta tindakan
pengrusakan yang merugikan orang lain dan melanggar hukum. Akibat
dari terbelit kemiskinan yang tak kunjung teratasi, relatif banyak rakyat
miskin yang sikapnya menjadi apatis dan kehilangan motivasi untuk
memperbaiki nasibnya.27 Saat ini penduduk miskin banyak yang sekedar
mengharap belas kasihan dan menuntut pemerintah untuk memenuhi
keinginannya.
4) Penyebaran Paham Radikalisme. Masyarakat miskin sangat
mudah dan rentan terhadap penanaman dan pendoktrinan ideologi
selain Pancasila yang terkait dengan agama dan paham radikalisme.
Hal ini disebabkan karena masyarakat miskin tidak hanya kekurangan
sandang dan pangan, tetapi juga miskin secara pengetahuan, karena
rata-rata mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kesempatan
ini dapat dijadikan peluang yang menguntungkan bagi pelaku teror,
terutama pelaku yang bertugas melakukan rekruitmen. Kepada mereka
yang lemah secara ekonomi dan pendidikan, akan lebih mudah
diindoktrinasi paham radikalisme, dari pada masyarakat yang
berkecukupan dan memiliki pendidikan atau pengetahuan cukup tinggi.28
Dengan demikian, masyarakat miskin sangat rentan untuk dipengaruhi
oleh paham radikalisme dan merupakan tempat di mana terorisme
mudah untuk berkembang.
M Dengan mengikuti teorinya Darwin tengtang evolusi, manusia akan melakukan apa saja
untuk survive (struggle for survival). Jika seseorang lapar dan haus, maka dia akan berusaha
sekuat tenaga untuk menghilangkan rasa lapar dan hausnya Selama masih mungkin, dia akan
menggunakan cara yang baik, tetapi pada kondisi tertentu bisa saja dengan cara-cara salah.
Cukup menarik untuk dicermati adanya sebuah daerah di Madura yang semua penduduknya
mencari penghidupan dengan mengemis. Keputusan untuk menjadi pengemis, tanpa harus menilai
negatif atau positif, dipengaruhi oleh strategi untuk bertahan hidup, dan tentu saja, juga oleh ’ nilai-
nilai" yang dianutnya
7' Dalam banyak kasus terorisme, sikap apatis dan hilangnya motivasi masyarakat miskin
untuk merubah hidupnya, membuat mereka memilih jalan pintas dengan ’ memenuhi’ panggilan
Tuhan Kelabilan mental menyebabkan mereka secara mudah dapat dipengaruhi oleh orang-orang
yang tidak bertanggungjawab untuk memilih jalan teror sebagai jalan terbaik mengakhiri
kemiskinan yang membelitnya
Walaupun tentu saja ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa terorisme dilakukan
oleh mereka yang berpendidikan tinggi Pelaku bom di masjid Cirebon, Muhammad Syarif,
misalnya, adalah alumni sebuah perguruan tinggi Islam negeri di Jakarta

