Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
26
1 dollar Amerika Senkat per hari per kapita dan pendapatan 2 dollar Amerika
Serikat per hari per kapita, maka berdasarkan kriteria pendapatan 1 US S per
hah per kapita, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2003
sebanyak 7,4 persen. Sedangkan apabila menggunakan 2 US $ per kapita
per hari jumlah penduduk miskin mencapai 53,4 persen dari jumlah penduduk
Indonesia.
Selain HCI, indikator lain yang digunakan dalam mengukur kemiskinan
adalah Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index — P1) dan indeks
Keparahan Kemiskinan (Distributional Severity Indeks - P2). P1 merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap batas miskin. Sedangkan P2 menggambarkan tentang penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin dan intensitas kemiskinan. Indeks
kedalaman kemiskinan di pedesaan dalam kurun waktu 1996-2003 lebih
tinggi daripada indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan. Demikian juga
indeks keparahan kemiskinan di pedesaan lebih tinggi daripada yang terjadi
di perkotaan.
Sebagian kemiskinan yang terjadi di Indonesia selain bersifat
multidimensi, juga tingkat keparahannya sangat tinggi dan telah berlangsung
lama, sehingga menjurus menjadi kemiskinan kronis (chronic poverty). Baik
kemiskinan kronik maupun kemiskinan sementara terjadi baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan, maupun ekosistem lainnya.
Kondisi kemiskinan berdasarkan kategori kronik dan sementara terjadi
peningkatan setelah terjadinya krisis ekonomi. Krisis ekonomi telah
meningkatkan kemiskinan sementara dari 12,4 persen pada tahun 1996
menjadi 17,9 persen pada tahun 1999 atau terjadi peningkatan sebesar 6,3
persen. Sedangkan kemiskinan kronik meningkat dari 3,2 persen pada tahun
1996 menjadi 9,5 persen pada tahun 1999 atau terjadi peningkatan sebesar
5,5 persen. Krisis ekonomi juga meningkatkan kelompok rentan dari 18,1
persen pada tahun 1996 menjadi 33,7 persen pada tahun 1999 atau terjadi
peningkatan sebesar 15,6 persen.
Dari segi pendidikan kepala rumah tangga penduduk miskin pada tahun
2003 sebagian besar paling tinggi pendidikan dasar 6 tahun, yaitu tidak tamat
SD sebanyak 21 juta jiwa atau sebesar 56,23 persen dan tamat SD sebanyak
13,7 juta jiwa atau 36,83 %. Sedangkan sisanya menyelesaikan pendidikan

