Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
73
menghidupkan IFF, biasanya radar ini lebih sering
digunakan untuk memonitor penerbangan pesawat
sendiri atau memonitor penerbangan sipil yang
meiintas melalui wilayah udara Nasional. Dengan
melihat dan mengetahui kelemahan dari masing-
masing kemampuan dari tipe radar tersebut, maka
harus dianalisa dan dikembangkan radar mana yang
sesuai dengan karakteristik dan kondisi giografi di
Indonesia. Disamping itu peranan Industri strategis
untuk mengembangkan dan memodifikasi peralatan
dan alutsista yang dimilki oleh TNI saat ini perlu
diberdayakan untuk pengembangan kemampuan
radar yang dimiliki.
b) Radar Early Warning (EW). Radar jenis ini
tidak dapat melaksanakan penuntunan terhadap
pesawat tempur sergap ke sasaran sehingga tentu
saja deteksi yang dihasilkan hanya berupa informasi
target ke Posek. Radar ini Terdiri dari PSR dan SSR
yang mampu mendeteksi sasaran dengan
memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh radar tersebut sejauh 240 sampai
250 NM. Untuk SSR mampu mendeteksi sasaran di
udara yang menggunakan transponder serta mampu
mendeteksi 3 dimensi yang meliputi jarak, azimuth
dan ketinggian sasaran pada ketinggian 1000
sampai 60.000 feet. Hampir semua radar yang
dimiliki oleh KRI berjenis EW sehingga
pemanfaatannya bisa di posisikan dimana KRI
tersebut melaksanakan tugas sambil berfungsi
sebagai Gap Filler

