Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

33

Pemerintah  Republik  Indonesia            bertekad

menyelesaikah secara damai, komprehensif, dan bermartabat

dalam bingkai NKRI. Dengan berpedoman pada UU RI No.

11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan UU RI No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun dalam

perkembangan aspirasi politik GAM/KPA/PA untuk lepas dari

NKRI mendapat dukungan dari mantan kombatan GAM yang

tergabung dalam KPA dan PA.25 Upaya kelompok atau

golongan masyarakat untuk meredam permasalahan

separatisme di NAD belum sepenuhnya berhasil diselesaikan.

Masalah separatisme di NAD dapat dirunut didasarkan

atas beberapa fundamental yang mendasarinya, yaitu

masalah nasionalisme tentang identitas Aceh dibawah

pergerakan Tgk. Daud Beureueh (DI/TII) dan perjuangan

ideologi untuk menjadikan Aceh sejajar dengan bangsa-

bangsa lainnya yang memiliki kemerdekaan dibawah

kepemimpinan Hasan Muhammad di Tiro alias Hasan Tiro

dalam wadah Gerakan Aceh Merdeka (GAM).26

Masalah ini terus diperjuangkan oleh GAM/KPA/PA

melalui jalur Politik. Dengan mengkondisikan situasi politik

dan keamanan di NAD belum berjalan kondusif meskipun

banyak kalangan menilai bahwa situasi tersebut hanya

bersifat sementara, karena masih banyak kelemahan yang

terkandung dalam pasal-pasal UU RI No. 11 Tahun 2006

tentang Pemerintahan Aceh yang merupakan implementasi

dari MoU Helsinki khususnya terkait pembagian kekuasaan

25 Zulkamaen, Iskandar. Peran Pihak Ketiga Dalam Penyelesaian Konflik Di Aceh;
Analisa Kegagalan HDC Serta Prospek Damai Mou Helsinki.

26 Nurhasim, Moch, (Juli 2008), Konflik dan Integrasi Politik Gerakan Aceh Merdeka,
KajianTentang Konsensus Normatif antara RI- GAM dalam Perundingan Helsinki,
PUSTAKAPELAJAR, Yogyakarta
   1   2   3   4   5   6   7   8