Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
38
a. Implikasi Kewaspadaan Nasional di NAD terhadap Sistem
Pertahanan Negara.
Kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya
ancaman yang dilakukan oleh gerakan separatisme di NAD
harus dilihat bahwa ancaman yang dihadapi tidak lagi hanya
pada ranah ideologi dan politik saja tetapi seluruh aspek
kehidupan yang menyentuh ranah geografi, demografi, SKA,
ideologi, politik, ekonomi, budaya dan keamanan (Hankam).
Ancaman yang dihadapi, tidak lagi ancaman tradisional
belaka, tetapi sudah non tradisional, tidak lagi yang simetrik
semata, tetapi sudah asymetric.
Ancaman gerakan separatisme Aceh diartikan sebagai
sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil
suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari
dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung
diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata yang dapat
membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup Bangsa
dan Negara.
Ancaman oleh gerakan politik GAW KPA/PA dapat
berasal dari luar maupun dalam negeri. Kedua-duanya selalu
memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi sehingga sulit
untuk dapat dipisahkan. Berdasarkan analisis yang ada
ancaman gerakan politik tersebut merupakan bagian dari
bentuk ancaman non tradisional (non traditional
threat) atau “non military security threat” atau “non
conventional security threat” yaitu setiap manuver yang
dilakukan oleh GAM/KPA/PA mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara
kesatuan NKRI ancaman terhadap wawasan nusantara.30
30 Lihat uraian tentang tingkatan kebijakan bidang pertahanan menurut Undang-Undang
No. 3/2002 dalam Reformasi Sektor Keamanan Indonesia (Jakarta: ProPatria, 2004),
hal. 47-80.

