Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
9. Landasan Teori
a. Teori pendidikan
Sesuai pendapat Socrates, pendidikan merupakan suatu
proses pengembangan manusia ke arah kearifan (wisdom),
pengetahuan (knowledge), dan etika (conduct). Oleh karenanya
intelektualitas adalah nilai pendidikan yang paling tinggi (the
intellectual virtues are assigned the highest rank in the hierarchy of
virtues). Namun demikian sesuai dengan taxonomi Bloom, terdapat
3 (tiga) ranah dalam proses pendidikan, yaitu: Coginitive, Affective
dan Psycomotoric. Bila kedua pendapat diatas digabungkan, maka
akan menemukan bahwa orientasi pendidikan yaitu meningkatkan
kualitas kehidupan, memberikan kemampuan untuk masuk dalam
bidang-bidang produksi serta mendorong untuk pembelajaran
seumur hidup.
b. Teori Motivasi
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow
pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai
lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologis
(physiologis needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2)
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan
akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri
(esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization),
dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan
kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain,
misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer,
sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan
sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan
18

