Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
2
Bahkan mampu membangun jaringan baik didalam negeri maupun
internasional dalam mencapai tujuannya, diantaranya dengan melakukan aksi-
aksi terorism e. Dengan adanya jaringan ini, membuat para teroris sulit terlacak
dan m em iliki akses yang luas membuat permasalahan terorisme sulit
ditanggulangi hingga tuntas. Apalagi dengan kondisi masyarakat Indonesia
yang majemuk dan sebagian besar masih hidup dibawah garis kemiskinan,
penegakan hukum belum mencerminkan rasa keadilan masyarakat, rendahnya
keteladanan para pemimpin, dan lain sebagainya, sehingga masyarakat mudah
dipengaruhi oleh paham-paham yang mendukung berkembangnya terorisme.
Aksi-aksi terorism e di Indonesia sangat potensial merusak persatuan dan
kesatuan bangsa seperti munculnya kelompok-kelompok pro dan kontra
terhadap aksi terorism e, yang menyemai tumbuhnya bibit-bibit disintegrasi
bangsa di daerah-daerah.
Tidak konsistennya para pemimpin nasional diatas terhadap Pancasila
menyebabkan belum adanya kesamaan kemauan politik atau political w ill
dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Bahkan diantara para
pemimpin nasional tampak “alergi” terhadap nilai-nilai Pancasila. Dampaknya
adalah semakin terpinggirkannya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dalam
pengambilan kebijakan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Para
pemimpin nasional justru lebih tertarik dengan nilai-nilai kehidupan yang lebih
bersumber dari nilai-nilai ideologi asing dan dipopulerkan melalui gerakan
globalisasi namun tidak disadarinya bahwa nilai-nilai itu mengandung ajakan
untuk meninggalkan nilai-nilai Ketuhanan, nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, nilai-nilai persatuan, nilai-nilai kerakyatan, dan nilai-nilai keadilan.
N ilai-nilai individualism e, pragmatisme, transaksionalism e, dan konsumerisme
menjadi menu sehari-hari yang sangat menentukan pengambilan kebijakan
para pemimpin. Hal ini menimbulkan kondisi kesenjangan yang makin lebar
diantara strata sosial masyarakat Indonesia. Diantara warga dan kelompok
masyarakat mudah terjadinya gesekan kepentingan yang berujung pada
tindakan kekerasan, kerusuhan massal, demonstrasi yang anarkhis, yang
mendorong marak dan terbentuknya kelompok-kelompok kepentingan di
masyarakat yang tidak jelas visi dan misinya bagi bangsa dan negara.

