Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
13
menyongsong dan memandang pergaulan dunia. Kini, mau tak mau
dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan berada di
antara pusaran arus globalisasi dunia. Akan tetapi, harus diingat
bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak harus kehilangan jati diri,
walaupun hidup di tengah-tengah pergaulan dunia.
Dalam pergaulan dunia yang makin global, bangsa yang
menutup diri dari dunia luar akan tertinggal oleh kemajuan zaman
dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Dalam upaya untuk meletakkan
dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya
menyerap masuknya modal, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang
berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Harus dipahami dan disadari bahwa tidak semua nilai-nilai
yang berasal dari luar berpengaruh positif pada bangsa Indonesia.
Bangsa dan rakyat Indonesia harus memahami dan menyadari
bahwa budaya atau nilai-nilai dari luar harus disaring mana yang
baik dan mana yang tidak sesuai. Nilai-nilai luhur bangsa yang telah
tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat perlu dijaga dan
dilestarikan. Pidato Bung Kamo di depan Sidang Umum PBB
menyatakan menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan
mufakat.
Dalam kondisi seperti itu peran Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Dengan
demikian, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di
atas kepribadian bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, setiap bangsa
sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh
dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman

