Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

kebudayaan, dan persaingan etnis/ (2) co existent tx)rder1and,
       adalah suatu wilayah perbatasan di mana konflik lintas batas dapat
       ditekan ke tingkat yang bisa dikendalikan meskipun muncul
       persoalan yang belum terselesaikan misalnya masalah yang
       berkaitan dengan kepemilikan sumber daya strategis/ (3)
       interdependent borderland, suatu wilayah perbatasan yang kedua
       sisinya memiliki hubungan yang relatif stabil. Penduduk di kedua
       sisi terlibat aktivitas ekonomi saling menguntungkan dan kurang
       lebih setara/ (4) integrated bordeiand, wilayah perbatasan yang
      kegiatan ekonominya merupakan satu kesatuan, nasionalisme
      menyusut pada kedua negara, dan keduanya tergabung dalam
      sebuah persekutuan.

               Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan dapat
      dimasukkan dalam katagori kedua dan ketiga, dengan potensi
      konflik di dalamnya karena tingginya berbedaan tingkat
      kemakmuran dari masyarakat Indonesia dibandingkan dengan
      rakyat Malaysia.

c. Teori Integrasi Nasional
              Bangsa Indonesia yang majemuk dengan berbagai etnis,

      agama, budaya, dan golongan merupakan suatu tantangan dalam
      membina integrasi bangsa. Sejumlah peristiwa berkaitan dengan
     ancaman disintegrasi bangsa, pernah terjadi seperti
      pemberontakan PKI Madiun tahun 1948; pemberontakan DI/TII,
     pemberontakan PRRI/Permesta; pemberontakan RMS; peristiwa
     G30S/PKI; pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM); dan
     gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

              Dengan melihat sejarah, maka potensi disintegrasi bangsa
     perlu mendapat perhatian melalui pendekatan integrasi nasional,
     yaitu suatu keadaan yang menurut Harsja W. Bachtiar (1993)
     adalah suatu keadaan di mana masing-masing golongan penduduk

                                              21
   1   2   3   4   5   6   7   8