Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

Indonesia telah mengalami lompatan sangat besar sejak masuk menjadi
anggota kelompok G-20 beberapa tahun yang lalu sebagai kekuatan ekonomi baru.
Pendapatan Domestik Bruto tahun 2012 berada pada urutan 12 dunia dan
pendapatan per kapita sekitar US$ 3,800. Hal ini merupakan indikator kesejahteraan
rakyat sebagaimana dicita-citakan para founding fathers meningkat, namun demikian
Indonesia menghadapi tantangan tingginya disparitas pendapatan yang diukur
dengan “Gini Ratio" sebesar 0.43 pada tahun 2012.

Sementara itu tahun 2012 McKinsey memperkirakan bahwa Indonesia akan
menjadi “Kekuatan 7 Besar Ekonomi Dunia Pada 2030” dan bahkan melampaui
Inggris dan Jerman. Dengan jumlah penduduk tahun 2012 mencapai lebih dari 242
juta jiwa, Indonesia dipandang sebagai negara dengan pertumbuhan kelas menengah
sangat tinggi. Pada 2030 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia dengan rata-rata
pengeluaran berturut-turut antara $2-4 per hari akan mencapai 91.49 juta, antara $4-6
per hari mencapai sekitar 27.8 juta, antara $6-10 mencapai sekitar 11.88 juta dan
antara $10-20 per hari mencapai sekitar 3.09 juta.

Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak ahli memprediksi
ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 6-8% per tahun selama dua dasawarsa
yang akan datang. Tentu dengan beberapa persyaratan pertama, adalah ketersediaan
sumber daya manusia berkualitas untuk mendukung tumbuhnya industri. Pada 2030
diperkirakan harus tersedia 65 - 115 juta tenaga kerja terampil. Kedua sektor
pertanian yang tumbuh sebagai penopang supply bahan baku industri. Ketiga adalah
sektor industri yang kuat ditandai oleh kepastian hukum dan hubungan industrial yang
sehat antara buruh dan pemilik perusahaan.

Keberhasilan pembangunan ekonomi berdampak pada Global Competitiveness
Index (GCI) Indonesia dimana tahun 2010-2011 mengalami lompatan yang sangat
signifikan dari peringkat 54, naik ke peringkat 44. Peningkatan tersebut ditopang oleh

Page I 1