Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

59

e. Syiah di Asia Tenggara. Setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun
 1979, aliran Syiah Imamiyah (Syiah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke
kawasan Asia Tenggara. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham
Syiah di Asia Tenggara ini adalah Husain Al-Habsy. Al-Habsy kemudian aktif
menyebarkan ideologi Syiah di Indonesia dengan kemasan damai dan
berslogan persatuan kaum muslimin.

       Sebelum tahun 1979, beberapa orang Indonesia sudah ada yang
belajar di Qum, Iran. Inilah menjadi cekaman tersendiri bagi kaum muslimin.
Tempat ini merupakan wadah, atau lebih praktisnya sebagai madrasah Syiah
terbesar ke-4 di dunia, setelah Najaf di Irak, Karbala di Irak, dan Mashad di
Iran sendiri. Para mahasiswa Indonesia pun belajar dengan ulama Syiah
dengan bantuan beasiswa. Kemudian, pada tahun 1976, di Indonesia telah
berdiri Yayasan YAPI (Yayasan Pesantren Islam di Bangil) yang didirikan
oleh Husein al-Habsyi. Pesantren ini kemudian menjadi corong Syiah dan
menjadi yayasan Syiah tertua di Indonesia. Santri pada pesantren ini
kemudian dituntut untuk mengkaji secara dalam buku-buku Syiah dan untuk
menutupinya, pesantren ini kemudian mengajarkan buku-buku Islam Sunni.

       Pada tahun 1980-an, al-Habsy mengirim sejumlah santrinya untuk
belajar di Hauzah-llmiyah di Qum, Iran. Sepulang dari Qum, para santri
kemudian menyebarkan ajaran Syiah melalui sejumlah kegiatan, di bidang
politik, pendidikan, media, sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dalam
bidang politik, mereka masuk ke partai-partai. Dalam bidang pendidikan
mereka mendirikan sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi. Di bidang
media mereka mendirikan koran, majalah, televisi, •penerbitan buku, dan
selebaran. Dalam bidang sosial, mereka mempraktekkan nikah kontrak.
Dalam bidang ekonomi mereka membuka toko-toko, membeli angkutan-
angkutan umum, dan aktif dalam dunia perdagangan secara umum. Dalam
bidang medis, mereka membangun rumah sakit dan klinik pengobatan. Pada
tahun 1993, jati diri al-Habsy sebagai orang Syiah terkuak saat dia
mengirimkan laporan kegiatan Syiah di Asia Tenggara ke Ayatullah di Iran
dan saat itu tiga belas guru beraliran Sunni pun marah dan keluar dari
pesantrennya.

       Isu lain tentang gerakan Syiah adalah sepak-terjang Penerbit Mizan
yang dibentuk pada tanggal 7 Maret 1983 dan memfasilitasi buku-buku
   9   10   11   12   13   14   15   16