Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

47

    b. Gerakan Ikhwanul Muslimin Global. Ketika para tokoh-tokoh Salafi-
    Wahhabi lebih banyak menekankan pemikiran puritan dan ortodoks, maka
    dipertengahan abad ke-20 muncul gerakan lain yang dipelopori yang sama
    radikalnya dengan Salafi-Wahhabi dan didirikan oleh Hassan al-Banna
    (Mesir, 1906-1949), bernama Ikhwanul Muslimin atau Muslim Brotherhood,
    Moslem Brethem, atau Gerakan Ikhwan pada tahun 1928. Hassan al-Banna
    berikutnya menjadi salah satu tokoh terbesar dan paling berpengaruh dari
    abad ke-20 berkaitan revivalisme Islam. Al-Banna lahir di Buhairah Mesir
    1906, meninggal tahun 1949.118

           Pada awal berdirinya, gerakan Ikhwan berpusat di kota Ismailiyah,
    tetapi pada tahun 1932 berpindah ke Kairo, saat ini pula tempat tinggal
    Hasan Al-Banna pindah dari Ismailiyah ke Kairo. Pada saat awal berdirinya,
    anggota Gerakan Ikhwan hanya berjumlah sekitar 100 orang, tetapi di akhir
    tahun 1940-an anggota Gerakan Ikhwan telah mencapai 3000 orang. Pada
    awal perkembangannya, anggota gerakan ini menyebar ke berbagai Negara
    Arab seperti Suriah, Palestina, Yordania, Libanon, Irak, Yaman, dan
    sebagainya. Bahkan pada sekitar tahun 1948 Gerakan Ikhwan telah memiliki
    2000 cabang dengan anggota dan simpatisan sekitar 500.000 orang yang
    mencakup hampir semua lapisan sosial di Mesir, termasuk kalangan militer.

           Antara tahun 1948-1949, Ikhwanul Muslimin memulai menjadi
   transnasional dengan mengirim relawan untuk bertempur ke Palestina. Para
    pengikut Ikhwanul Muslimin mulai menjadi benar-benar radikal dan
    puncaknya adalah perintah pembubaran Ikhwanul Muslimin dan
    penangkapan para aktivisnya pada bulan Desember 1948. Perdana Menteri
    Mesir pun dibunuh oleh salah satu anggota Ikhwanul Muslimin, Abdul Majid
    Hasan Ahmad. Banna sendiri akhirnya ditembak mati oleh pembunuh tidak
   dikenal pada tanggal 12 Februari 1949 di Kairo.

           Kematian Hassan Al-Banna tidak menghentikan gerakan Ikhwanul
   Muslimin, karena satu lagi tokoh menonjol di dalam Ikhwanul Muslimin
   muncul, yaitu Sayyid Quthb (1906-1966). Bagi Quthb, hancurnya masyarakat
   modern karena hukum-hukum negara tidak lagi merujuk kepada hukum Islam
   dan keadilan masyarakat sejati hanya akan tercapai bila masyarakat
   menerapkan sistem Islam. Sayyid Qutb bergabung Ikhwanul Muslimin pada

Nashir, Haedar, Op. Cit., hal. 149
   1   2   3   4   5   6   7   8